IndonesiaBicara - Jurnalisme Independen Rakyat Indonesia

KOMANDO : ‘Penaikan Harga BBM, Pengkhianatan Terhadap UUD 1945’

IndonesiaBicara.com-CIPUTAT (26/11/14). Sekitar 50 mahasiswa yang tergabung dalam Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (KOMANDO) menggelar aksi unjukrasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. Mahasiswa menggelar aksinya didepan Kampus STIE Ahmad Dahlan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (26/11).

Dalam orasinya, Kordinator Aksi Unjukrasa dari KOMANDO Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Hendra mengutarakan bahwa sejak diberlakukannya kebijakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), memang semua kalangan atas dan bawah ramai-ramai “meneguk” BBM.

“Harga BBM memaksa rakyat Indonesia harus mengikat erat ikat pinggangnya. Dampak yang dirasa mulai dari harga pangan hingga tarif transportasi sudah menghantui masyarakat. Kompensasi yang diberikan mulai dari Kartu Indonesia Sehat, Kartu Keluarga Sejahtera dan Kartu Indonesia Pintar belum dirasa cukup bahkan salah sasaran”, ucap Hendra.

Menurut mahasiswa ada beberapa kejanggalan yang terjadi, seperti pemerintah selalu berpatokan kepada harga minyak dunia padahal kita dapat memproduksi minyak sendiri, pemerintah yang saat ini berpatokan kepada harga minyak dunia atau dari NYMEX menjadikan harga yang ditentukan di sanalah yang harus dipakai untuk harga minyak mentah dalam menghitung harga pokok.

“Pemerintah selalu menggemborkan total kerugian yang harus di subsidi namun tidak pernah mengeluarkan pendapatan yang diterima dari Pertamina dan juga tidak pernah menyinggung soal harga bahan pokok produksi”, paparnya.

Sementara itu, mahasiswa dari KOMANDO dari Universitas Pamulang, Roni menjelaskan mulai maraknya demonstrasi menolak kenaikan harga bensin premium, bukan hanya karena kenaikan yang diberlakukan oleh Pemerintah memang sangat memberatkan, tetapi juga karena rakyat dengan cara pikir dan bahasanya sendiri mengerti bahwa yang dikatakan oleh Pemerintah tidak benar.

“Kita punya minyak dibawah perut bumi kita. Kenapa kok menjadi sedih kalau harganya meningkat ? Orang punya barang yang harganya naik kan seharusnya lebih senang ?”, terang Roni.

Roni menambahkan, perlawanan demi perlawanan dari Mahasiswa daerah mulai dari Medan, Makassar, Bandung, Yogyakarta, Cirebon dan lain-lain, bukan karena berlaku anarkis namun karena dampak yang terjadi sangat dirasakan di daerahnya masing – masing.

“Namun yang diterima mahasiswa adalah pukulan, tembakan gas airmata hingga preman bayaran yang mengaku warga”, tandas Roni.

Sikap kami dari Komando melawan kenaikan harga BBM adalah karena Pemerintah telah melakukan pengkhianatan terhadap Pembukaan UUD serta Proklamasi yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang merdeka tanpa ada intervensi dari negara manapun.

“Pembohongan publik yang dilakukan membuktikan bahwa ada kepentingan lain selain pengalihan subsidi BBM”, pungkasnya. (Rin)

Tinggalkan Balasan

 

 

 

Anda dapat menggunakan penanda HTML berikut

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

What is 15 + 10 ?
Please leave these two fields as-is:
PENTING! Untuk melanjutkan Anda harus menjawab pertanyan di atas.