IndonesiaBicara.com-PAMULANG (22/07/13). Mahasiswa diwilayah Banten berpendapat bahwa di Provinsi Banten masih banyaknya permasalahan yang mesti disikapi. Seperti yang diungkapkan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan BEM se-Banten (PBB). Sekretaris Jendral PBB, Iyan Taryana, mengutarakan bahwa mahasiswa se-Banten dengan mengatasnamakan Persatuan BEM se-Banten (PBB), dan sudah sering melakukan konsolidasi maupun pembicaraan terutama tentang permasalahan di Banten.
“Seperti pada 20-21 Juli 2013 lalu, kami menggelar Rapat Kerja di Gedung DPRD Lebak, Rangkasbitung, dimana hasil Raker tersebut berpijak kepada setiap perkembangan dan gejolak yang terjadi diwilayah Banten”, ungkap Iyan Taryana
Iyan Taryana menjelaskan bahwa PBB melihat cita – cita luhur para founding fathers dalam membangun bangsa yang merdeka sepenuhnya, berkedaulatan rakyat yang termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945 dan memiliki semangat Ruh Pancasila agar menjadi Negara yang berdikari dibidang Ekonomi, berdaulat dibidang politik dan berkepribadian dibidang budaya.
“Banyak permasalahan di Banten yang masih harus disikapi oleh teman-teman mahasiswa, seperti masalah pendidikan di Banten, dimana kualitas tenaga pengajar yang tidak terpenuhi serta komersialisasi pendidikan hanya melahirkan lulusan – lulusan yang bermental pekerja bukan sebagai pencipta lapangan pekerjaan”, kata mahasiswa STTIKOM Insan Unggul Cilegon ini.
Iyan Taryana juga menyoroti masalah kebudayaan di Banten. Dimana saat ini budaya asli Banten yang terkikis oleh perkembangan jaman menjadikan Banten kehilangan jati diri kedaerahannya.
“Sebenarnya masih banyak permasalahan di Banten, untuk itulah PBB bersikap untuk mendorong masyarakat di Banten”, jelasnya.
PBB bertekad akan terus mengawal terhadap proses pembangunan Banten kearah yang sudah diamanahkan oleh Rakyat Banten.
“PBB bersetia akan terus menjaga dan melaksanakan tugas dan fungsi sebagai Mahasiswa yang tertulis didalam Tridharma Perguruan Tinggi dan berkomitmen untuk menjadi Organisasi Pelopor dalam mempersatukan Mahasiswa, umat dan ulama se Banten demi tujuan yang mulia”, tutup Iyan. (Rin)
Raker PBB menyikapi terhadap :
PENDIDIKAN : Kualitas tenaga pengajar yang tidak terpenuhi serta komersialisasi pendidikan hanya melahirkan lulusan – lulusan yang bermental pekerja bukan sebagai pencipta lapangan pekerjaan.
KEBUDAYAAN : Budaya asli Banten yang terkikis oleh perkembangan jaman menjadikan Banten kehilangan jati diri kedaerahannya.
SOSIAL : Hilangnya rasa Gotong Royong antar sesama, melahirkan sifat individualis dan hedonis yang berdampak kepada kemerosotan moral dan cinta akan kedaerahan Banten.
EKONOMI : Bergesernya pasar – pasar tradisional dikarenakan meluasnya pasar – pasar modern yang berbasis Kapitalis dan Liberalis sama saja membunuh sendi – sendi Perekonomian warga Banten yang berbasis kepada Ekonomi Kerakyatan.
KESEHATAN : Kurangnya pengertian akan pentingnya kesehatan dan kebersihan serta tidak ditunjang oleh kepedulian pemerintah daerah mengakibatkan sulitnya menekan angka Gizi Buruk yang menjangkit mulai sejak usia dini.
POLITIK : Maraknya Intervensi para pemodal baik asing maupun lokal dalam mengeruk Sumber Daya Alam Banten dengan diatur oleh UU yang mengatur akan hal itu, sama saja melegalkan penjajahan terhadap hak adat dan ulayat dengan mengatasnamakan Konstitusi.
HUKUM DAN HAM : Masih adanya tindak kekerasan dan kriminalisasi yang dilakukan oleh Aparat Kepolisian menimbulkan tingginya pelanggaran HAM dialami Mahasiswa dan Rakyat.
Kampus di Banten yang tergabung dalam Persatuan BEM se-Banten (PBB) diantaranya adalah : CILEGON (STTIKOM Insan Unggul, STIE Alkhaeriah,STIKOM Alkhaeriah) ; PANDEGLANG (STAISMAN, STAIBANA, Univ. Mathlaul Anwar) ; LEBAK (AKBID Latansa, STIKIP Setiabudi, STIE Latansa, STIKP PGRI, STAI Latansa) ; TANGERANG (Univ. Muhammadiyah Tangerang, Univ. Pamulang, POLTEKES Banten Insan Pembangunan, STT Yupentek, UNPRI) ; SERANG (STAIKHA, STIKES Faletehan, STT Serang, STAI Assalamiyah, STKIP Banten).
Komentar