
ilustrasi
IndonesiaBicara.com–Jakarta (1/9/). Indonesia harus proklamirkan perang, demikian yang dikatakan oleh Permadi (Mantan Anggota DPR/F-PDIP) dalam konferensi pers di eks Kantor PDIP Jl. Diponegoro No. 58, Menteng Jakarta Pusat yang diselenggarakan oleh BENDERA (Benteng Demokrasi Rakyat), Senin (31/8/2009).
Konferensi pers selain dihadiri Permadi, juga dihadiri Eggy Sudjana (Aktivis 80-an/Ketua Majelis Syuro Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia), Ray Rangkuti (Ketua Lingkar Madani/LIMA) dan Mayjen TNI (Purn) Suharto (Mantan Danjen Marinir).
Indonesia harus proklamirkan perang, karena itu bukan hanya masalah TKI yang digebukin, Ambalat yang di klaim, tetapi malaysia sudah melakukan penghinaan dan pelanggaran wilayah kedaulatan RI, terang Permadi.
Saat masih di Komisi I DPR, saya telah meminta Presiden dan Menhan untuk menyatakan perang terhadap Malaysia, kita tidak perlu takut alutsista Malaysia lebih besar dari TNI, tentara Malaysia gemuk-gemuk, bergaji besar dan takut menembak, sebaliknya TNI dengan kasus Aceh, Papua, Poso dan sebagainya berani menembak mati separatis, TNI itu bonek, jika melawan Malaysia tidak perlu bedil, cukup dengan bambu runcing dan pisau pasti menang, lanjut Permadi
Dalam kesempatan tersebut Eggy Sudjana menjelaskan “Kita sebagai bangsa Indonesia harus lakukan pressure yang kuat terhadap sikap Malaysia seperti melakukan persona non grata dan menduduki Kedubes Malaysia. Kami memberikan 3×24 jam terhitung sampai hari Rabu, jika pemerintah tidak melakukan apa-apa berarti pemerintah sedang vacum of power”, tambahnya.
Dalam kesempatan itu pula Mayjen TNI (Purn) Suharto mengatakan ”Tidak semua permasalahan bisa diselesaikan di meja perundingan. Kesalahan yang paling pokok adalah kita menjalankan strategi yang dijalankan oleh Belanda, yang ketika menguasai negara ini, terlebih dahulu harus menguasai Jawa, sedangkan daerah lain tidak mendapatkan perhatian”
Malaysia memang sedang mencari jati diri bangsa melalui budaya, tetapi tidak dengan jalan mencuri dan mengklaim budaya milik negara lain. Malaysia selalu bilang bahwa kami negara serumpun, namun tidak ada kata lain ‘ganyang Malaysia’. Hanya 3 hal, keberanian, keberanian, keberanian, pungkas Suharto. (inong/rizky)
Komentar