IndonesiaBicara-Tangerang Selatan, (13/03/10). Masyarakat Kota Tangsel yang mayoritas Umat Islam, membuat para ulama terpanggil untuk memberikan pemikirannya tentang kriteria Pemimpin Kota Tangsel kedepan.
Ulama Kota Tangsel yang dimotori oleh Sekretaris MUI Kota Tangsel Drs. Abdul Rozak menggelar Muzakaroh atau pengkajian tentang krieteria Pemimpin Kota Tangsel yang akan datang di Masjid Al-Ikhlas Cilenggang Serpong Kota Tangsel, Sabtu (13/03).
Dalam muzakaroh ini hadir sebagai pembicara salah satu Tokoh Ulama Kota Tangsel KH Madhawi, Pimpinan Ponpes Al-Amanah Setu, KH Ahmad Hadi dan Komisi Fatwa MUI Kota Tangsel KH Hasan Basri.
KH Madhawi menegaskan memilih pemimpin merupakan kewajiban dari umat Islam, salah satu tuntunan bagi umat Islam dalam memilih Pemimpin yaitu sama dengan memilih Imam dalam Sholat. “Menurut kitab dan tuntunan Islam, Pemimpin haruslah benar-benar pintar, cerdas, gagah dan berani serta Amar Ma’ruf Nahi Munkar atau berani membela yang benar,” tegasnya.
“Mengacu kepada hadist shoheh bahwasanya tidak akan beruntung suatu kaum jika urusannya diserahkan kepada wanita. Menurut Mazhab Syafii menyatakan bahwa selama ada kaum laki-laki maka tidak boleh wanita dijadikan pemimpin, sedangkan Mazhab Hanafi memperbolehkan pemimpin wanita asalkan memenuhi syarat sebagai pemimpin”, kata Madhawi.
Sementara itu Ahmad Hadi yang juga pimpinan Pondok Pesantren Al-Amanah Setu, menjelaskan tentang kriteria pemimpin. Menurutnya pemimpin itu harus yang Baligh, Berakal, Muslim, Adil dan memiliki ilmu kepemimpinan. “Kalau dalam sebuah negara Islam maka tidak boleh pemimpinnya dari kaum wanita, Indonesia merupakan negara Pancasila dan bukanlah negara Islam sehingga bisa saja pemimpinnya dari kaum wanita asalkan memenuhi kriteria-kriteria sebagai seorang pemimpin,” katanya.
Sedangkan menurut Komisi Fatwa MUI Kota Tangsel KH Hasan Basri pemimpin itu harus yang Sholeh dan berpengalaman. “Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan oleh masyarakat dalam memilih pemimpin, yaitu pilihlah pemimpin yang paling sholeh diantara orang-orang sholeh dan pilihlah pemimpin yang paling berpengalaman didalam bidangnya, jika pemimpin pemerintahan maka dia harus berpengalaman dan ahli dalam bidang pemerintahan. Sehingga tugas dan amanahnya tidak dijadikan sekedar coba-coba saja,” jelas Hasan Basri.
Dia juga mengajak kepada para jamaah dan panitia kegiatan Muzakaroh ini agar tidak menjadi eksekutor dengan menentukan salah satu calon. “Kita jangan sampai menjadi eksekutor karena dikhawatirkan nantinya akan ada salah satu calon yang merasa terzholimi dengan Muzakaroh ini,” tambahnya.
Mayoritas jamaah menginginkan Muzakaroh ini bersikap tegas dan mengeluarkan kriteria resmi calon Walikota Tangsel seperti apa yang diajarkan oleh Agama Islam. Namun Ketua Panitia Drs. H. Abdul Rozak yang juga Sekretaris MUI Kota Tangsel menolak permintaan tersebut karena kegiatan ini bukanlah perumusan kriteria resmi. “Kepada para jamaah agar dapat dimengerti bahwa kegiatan ini hanya bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pemimpin menurut perspektif dan pandangan Islam bukan menentukan kriteria calon pemimpin Tangsel,” ucap Abdul Rozak menenangkan para Jamaah. (rintho)
Komentar