IndonesiaBicara.com-CIPUTAT (19/02/2014). Pemilu 2014 yang tinggal beberapa bulan ini dimanfaatkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK untuk mengkampanyekan kepada mahasiswa agar memilih caleg yang bersih dari korupsi.
Seperti yang diungkapkan oleh Staff KPK dari Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Wuryono Prakoso seusai menjadi pembicara dalam diskusi publik bertema “Youth Power : Your Vote, Your Future”, di Kampus UIN Syarif Hidayatullah hari ini, Rabu (18/02).
“KPK bersama dengan jaringan anti korupsi yang ada terus mengkampanyekan agar masyarakat maupun mahasiswa sebagai pemilih muda agar lebih selektif dalam memilih caleg pada Pemilu 2014”, kata Wuryono.
Wuryono mengajak agar mahasiswa memilih caleg yang terbebas dari korupsi dan memutus mata rantai korupsi politik serta mengkampanyekan Gerakan Pemilu Bersih yang dipelopori oleh kaum muda.
“KPK bersama dengan jaringan anti korupsi, terus melakukan pemantauan atas rekam jejak caleg yang teridikasi tidak bersih dari korupsi dan selain itu dalam pelaksanaan Pemilu 2014 ini KPK juga memonitoring penggunnaan anggaran negara baik itu APBN maupun APBD oleh Caleg incumbent dalam kampanyenya”, tambahnya.
Sementara itu Caleg PDIP Wanto Sugito yang hadir sebagai pembicara mengutarakan trend partisipasi pemilih, mulai dari pemilu 1999 sampai terakhir kemarin 2009 selalu ada penurunan partisipasi pemilih.
“Jadi kalau sampai 2014 nanti partisipasi hanya mencapai 50 persen maka Indonesia bisa dikatakan darurat politik,” ungkapnya.
Menurut Wanto hal itu bisa jadi karena, beberapa penyebab, yaitu mulai apatisnya intelektual muda seperti mahasiwa dalam berperan aktif membangkitkan kembali gairah politik masyarakat pada umumnya.
“Jangan sampai para intelektual muda atau mahasiswa saat ini ikut apatis pula terhadap stuasi politik yang ada. Tapi harus lebih pada pergerakan aktif untuk kembali membuat masyarakat bergairah menyambut tahun politik,” jelas Wanto
Menurutnya, dengan peran aktif para intelektual muda yang aktif mengawasi perhelatan Pileg 2014 ini, tentunya dapat mengajak masyarakat agar lebih selektif memilih caleg yang maju nanti.
“Kalau sudah ada yang mengajak, apa lagi intelektual muda yang mengajak maka bisa mengangkat partisipasi pemilih itu nantinya,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua KPU Kota Tangsel Moh Subhan mengatakan, peran inteletual muda juga bisa membantu KPU dalam mensosialisasikan pemilu yang tengah berlangsung saat ini.
“Mahasiswa juga dapat membantu kami untuk mensosialisasikan pemilu, dan juga membantu pengawasan pemilu saat ini,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, guna meningkatkan partisipasi pemilih, agar nantinya Indonesia tidak masuk ke daftar darurat politik, KPU juga terus mensosialisasikan dan memberikan pendidikan politik kepada pemilih.
“Sampai saat ini kami terus fokus mensosialisasikan pemilih, dan juga mengingatkan masyarakat agar aktif mengecek apakah namanya terdaftar sebagai pemilih,” pungkasnya. (Rin)
Komentar