IndonesiaBicara.com-CIPUTAT (08/05/14). Human Traficking atau penjualan manusia masih cukup hangat dibicarakan, seperti dalam Diskusi Publik yang digelar di Aula FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (8/5) dengan tema “Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi Human Trafficking di Indonesia”.
Diskusi yang di selenggarakan oleh Himahi (Himpunan mahasiswa hubungan internasional) UIN Syarif Hidayatullah, menghadirkan dua pembicara yaitu Poempida Hidayatullah, Anggota DPR-RI komisi 9 dan Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Taufiqurrahman.
Dalam paparannya Anggota DPR-RI komisi 9, Poempida Hidayatullah menjelaskan dalam konteks human trafficking perlindungan negara adalah hal yang sangat penting.
“Di Indonesia berbagai macam sektor pengawasan banyak bermasalah bukan hanya pada human trafficking pada hal lainnya, perdagangan manusia berbagai macam motifnya seperti perdagangan bayi, dan perdagangan organ tubuh”, paparnya.
Dirinya menambahkan Pemerintah Indonesia telah gagal dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan itu menjadi salah satu faktor berkembangnya trafficking di negara ini, dan sekarang yang berbahaya lagi adalah cukong-cukong mulai massif bergerilya menjual orang karena harganya yang menggiurkan.
“Fee untuk membawa satu orang adalah 7 juta rupiah bayangkan jika cukong itu membawa 100 orang maka dia mendapat keuntungan 700 juta”, terangnya.
Menurut Poempida Hidayatullah, solusinya adalah bagaimana memberikan efek jera kepada para pelaku perdagangan manusia.
“Selain itu diperlukan peningkatan pengawasan khusus untuk human trafficking dannegara harus mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih luas agar mampu menampung kebutuhan rakyat Indonesia itu sendiri”, ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dosen Program Studi HI UIN Syarif Hidayatullah, Taufiqurrahman, menuturkan Human trafficking bukan hanya masalah di negara berkembang tetapi juga masalah bagi negara maju sebagai konsumen dari human trafficking, kemiskinan bisa membuat orang menjadi nekat hal ini juga yang mendorong human trafficking merajalela, masalah keluarga, nilai dan kultural juga bisa menjadi faktor mudahnya human trafficking masuk dan menyebar luar, jadi banyak faktor penyebab meluasnya human trafficking.
“Orang Indonesia yang bekerja di luar negeri ada sekitar 4 juta orang dari 260 juta jumlah penduduk seluruh Indonesia. Di luar negeri mampu menampung pengangguran Indonesia di angka yang signifikan. Saya tidak yakin 10 tahun ke depan Indonesia bisa menjadi negara maju seperti Singapura, karena Indonesia masih banyak problem sosial yang belum terselesaikan”, jelasnya.
“Undang-undang yang ada pun tidak sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah, jadi permasalahan di negara kita begitu kompleks dan perlu disikapi oleh seluruh elemen bangsa Indonesia”, pungkas Taufiqurrahman (Rif/Rin)
Komentar