IndonesiaBicara - Jurnalisme Independen Rakyat Indonesia

PBNU Lantik Pengurus Cabang Lombok Utara

IndonesiaBicara-Lombok Utara, (13/10/10). Nahdlatul Ulama merupakan aliran yang cinta perdamaian, sehingga tidak mentolerir tindak kekerasan, terorisme, ekstrimisme serta radikalisme untuk berkembang ke dalam aliran ini.

Hal ini dikatakan As’ad Said Ali, Wakil Ketua Tanfidziah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Pusat yang hadir dalam pelantikan pengurus cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Lombok Utara (KLU). Kegiatan yang dipusatkan di Komplek Pondok Pesantren Bayyinul Ulum, Desa Santong, Kecamatan Kayangan, dihadiri tokoh-tokoh NU se-Lombok Utara, Wakil DPRD KLU, Burhan M Nur, Kabag Kesra Drs Jamiludin, Pengurus NU Propinsi NTB, dan para tokoh dari Lombok Barat dan Lombok Timur.

Sebagai salah satu ormas islam yang berada di Lombok Utara, NU diharapkan dapat memberikan warna dalam upaya mencerdaskan umat, serta memberikan pemahaman keagamaan yang cinta damai. “NU dalam perjuangan terbentuknya NKRI telah membuktikan perannya sehingga sudah menjadi kewajiban warga NU untuk tetap menjaga keutuhan NKRI,” tegas As’ad yang pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Intelijen Negara.

As’ad Juga mengemukakan jihad dalam Islam menurut pemahaman NU adalah jihad melawan hawa nafsu, dan bukan berarti jihad badan yang berarti berperang menumpahkan darah. Dijelaskannya bahwa konsep yang seperti itu merupakan konsep yang dianut oleh paham radikal yang tidak patut dianut oleh masyarakat NU. Untuk itu pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan dakwah kepada masyarakat yang memiliki pemahaman Islam yang berbeda dengan dakwah
yang santun, bukan menimbulkan teror yang baru terhadap masyarakat.

Pokok perjuangan NU sesuai hasil Muktamar terakhir yang diungkapkan oleh KH Sahal Mahfud adalah pengembangan ekonomi, pendidikan dan pengembangan sosial keagamaan. Hal ini perlu dikembangkan karena tantangan umat Islam saat ini
meliputi perkembangan teknologi, politik dan ideologi/agama baru.

Saat ini sudah ada sekitar 19 paham baru yang masuk ke Indonesia, ini menjadi tantangan bagi NU untuk tetap memperkuat dakwah agar umat tetap terjaga. “HTI, Ikhwanul Muslimin, Jamaah Tabligh, Syiah, Ahmadiyah dan paham lainnya bukan merupakan NU dan merupakan paham baru,” pungkasnya. (pul)

Tinggalkan Balasan

 

 

 

Anda dapat menggunakan penanda HTML berikut

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

What is 9 + 6 ?
Please leave these two fields as-is:
PENTING! Untuk melanjutkan Anda harus menjawab pertanyan di atas.