IndonesiaBicara.com-TANGERANG (27/06/14). Agar bisa mengambil peluang dalam bisnis tata rias dan desain kostum, belasan mahasiswa-mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) memperlihatkan kreasinya dalam tata rias realis dan fantasi.
Mereka meluapkan kreatifitasnya dengan bergaya ala karakter yang diperankan, mulai dari zombie hingga monster. Ini bukan pagelaran biasa yang suka dipertunjukkan di pusat perbelanjaan atau acara-acara kebudayaan. Karakter-karakter yang ada semuanya menggunakan kostum dan make-up yang dilandaskan kreatifitas tinggi hasil dari polesan tangan-tangan mahasiswa-mahasiswi semester 4 prodi Desain Komunikasi Visual jurusan Cinematography UMN.
Ya, cosplay tersebut merupakan bagian dari Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Special Make Up Effect and Costume Design. Konsep dari ujian ini menarik. Mahasiswa-mahasiswi ditantang untuk dapat mempraktekkan teori yang diterimanya selama belajar di kelas ke dalam sebuah karya seni yang nyata. Mereka dibentuk ke dalam beberapa kelompok dengan model. Setiap tahunnya, cosplay ini memang dilakukan dengan satu model, tetapi untuk kali ini ada dua model, satu bermake-up realis dan yang satu lagi dengan make-up fantasi.
“Untuk tema, saya serahkan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kreatifitas mereka,” tutur Ramdhani Mangku Alam, dosen Special Make Up Effect and Costume Design. Dengan kebebasan untuk mengeksplorasi imajinasi, akhirnya terciptalah beragam karakter menarik seperti zombie, tengkorak, samurai, monster dan joker.
Ramdhani pun mengakui bahwa kreatifitas mahasiswa-mahasiswinya patut diacungi jempol. “Keren dan luar biasa, ada beberapa mahasiswa yang hasil karyanya membuat saya kagum, misalnya dalam membuat tato bisa mirip dengan aslinya,” jelasnya.
Mereka mampu menciptakan karakter melalui make-up dengan teknik face painting, body painting,gradasi, membuat cetakkan yang tampak seperti sungguhan. Hal tersebut merupakan realisasi dari metode pengajaran yang dilakukan di UMN, dimana 50% praktek dan 50% teori.
“Pertama saya berikan materi, pertemuan berikutnya bisa langsung praktek seperti membuat dan menempel jenggot, membuat luka, membuat keringat, dan lainnya,” ujar Ramdhani.
Tenaga Berkompeten Untuk Industri Kreatif
Berkaitan dengan industri kreatif, selaku dosen Ramdhani Mangku Alam, membekali mahasiswa-mahasiswinya dengan berbagai peluang yang bisa diambil di bidang seni tata rias dan desain kostum ini.
“Mereka bisa membuat kumis-kumis palsu atau produk make-up lalu dijual dengan label mereka sendiri. Selain itu, keahlian face painting juga memberikan penghasilan tinggi. Kalau mereka bisa konsisten di sana untuk menggelutinya, itu bisa menjadi lahan untuk berpenghasilan,” katanya.
Selain mengembangkan kreatifitas, mahasiswa-mahasiswi juga mendapatkan satu lagi keahlian di bidang seni di samping keahlian yang didapatkan dari mata kuliah lainnya.
“Kita lakukan ini supaya ketika mereka selesai kuliah, mereka punya banyak skill. Dari situ akan terpancing, master skill mereka di mana,” ungkap Desi Dwi Kristanto, Ketua Program Studi Fakultas Seni dan Desain, ketika ditanya mengenai apa yang menjadi landasan diadakannya mata kuliah tersebut.
“Untuk masuk ke industri kreatif, kita ingin menghasilkan mahasiswa yang punya basic knowledge sesuai dengan riset dan menempatkan dirinya dalam tim. Mereka bisa belajar banyak dari budaya, teknik, teknologi sehingga punya wawasan yang banyak untuk bisa dipadukan hingga menemukan master skill nya di mana,” tutup Desi Dwi Kristanto (Rin)
Komentar