IndonesiaBicara.com–Jakarta (6/10). Majunya Ahmad Farhan Al Hamid, anggota DPD Aceh sebagai wakil ketua MPR RI periode 2009–2014 tidak mendapat dukungan dari La Ode Ida (Wakil Ketua DPD, yang mengatakan bahwa, ”Majunya Ahmad Farhan Al Hamid, anggota DPD Aceh sebagai wakil ketua MPR RI periode 2009 – 2014, merupakan bentuk pelanggaran etika kelembagaan DPD. Apalagi majunya Ahmad Farhan Al Hamid tanpa ada dukungan dari anggota DPD lainnya sehingga sikapnya sangat tidak terpuji”.
Hal tersebut dikatakan oleh La Ode Ida ketika ditanya oleh wartawan terkait majunya Ahmad Farhan Ali sebagai Ketua MPR periode 2009 – 2014 di Gedung DPR RI Jl Gatot Subroto Jakarta Pusat, Senin (5/10/2009)
Dia tidak dipilih, etikanya sangat rendah. Kasus ini akan dibawa ke Badan Kehormatan DPD dan akan diproses. Ada usulan dipecat karena melanggar etika kelembagaan, lanjut Ida.
Wakil daerah dan tokoh masyarakat yang menjadi wakil daerah di DPD seharusnya tidak boleh melakukan tindakan tidak terpuji. Apalagi majunya Ahmad Farhan Al Hamid sebagai Wakil Ketua MPR tidak terdaftar di dalam utusan DPD. Saya sangat terpukul sebagai pimpinan yang mendampingi dari awal sampai akhir, sama sekali tidak ada komunikasi sebelumnya. Sehingga ketika nama Ahmad Farhan Al Hamid muncul dipertanyakan oleh anggota DPD yang lain, imbuh Ida.
Bagaimana Farhan bisa mencalonkan, hal tersebut tidak diketahui secara persis. Oleh karenanya, BK akan menurunkan tim untuk melakukan investigasi atas tindakan Farhan. Ada tim investigasi yang segera dibentuk dan memprosesnya. Tidak ada dugaan sementara. Dia memang tidak pernah disebut namanya, Farhan harus dipecat sebagai anggota DPD karena posisinya bukan pimpinan DPD. Lebih bagus Farhan mengundurkan diri karena dia bukan wakil DPD, pungkas Ida. (pri)
Komentar