IndonesiaBicara.com-CIPUTAT (25/03/14). Masyarakat diminta untuk lebih selektif lagi dalam memilih wakilnya dalam pesta demokrasi terbesar di Indonesia April 2014 mendatang. Hal ini terungkap dalam diskusi publik yang digelar Aula Lantai 1 FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat Kota Tangerang Selatan, Selasa (25/3).
Diskusi yang bertema “Personal Branding Sebagai Strategi Dulang Suara di Pemilu 2014”, digelar oleh BEM Jurusan Ilmu Politik bekerjasama dengan Kompak (Komite Mahasiswa dan Pemuda Anti Kekerasan) dan Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan).
Wakil Koordinator Kontras, Chris Subiantoro dalam paparannya menjelaskan bahwa saat ini kita melihat personal branding atau pencitraan yang dilakukan oleh Caleg, berupa baliho, poster, dan foto di jalanan yang seolah-olah bersih dari korupsi dan pelanggaran HAM.
“Kontras menyikapi Pemilu 2014 dengan gerakan bersih 2014, dimana masyarakat bisa mengetahui rekam jejak setiap caleg untuk mengetahui lebih jauh rekam jejak caleg, melalui sebuah website yang bisa diakses seluruh masyarakat Indonesia, yaitu www.bersih2014.net”, katanya
Chris memberikan masukan kepada masyarakat dalam memilih wakil rakyat yaitu alat ukur utamanya adalah dengan melihat rekam jejaknya atau track record.
“Jika track recordnya tidak baik maka jika nanti sudah terpilih maka juga akan melakukan hal yang tidak baik”, paparnya.
Sementara itu pembicara lainnya yaitu Iding Hasan, mengatakan secara teori, politik memang tidak bisa dilepaskan dari marketing politik, yang terdiri dari produk dan pasar. Political branding masuk ke dalam bagian dari produk. Produk bisa berupa partai dan bisa dari figur caleg.
“Beberapa partai mulai menunjukkan brandingnya seperti PKB yang menggelorakan ‘Lahir Batin Indonesia’, Partai Nasdem sebagai ‘Gerakan Perubahan’, PKS yang ‘Cinta Kerja dan Harmoni’,” terang Dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah ini
Menurut Iding saat ini Capres yang memiliki Personal Branding yang cukup kuat yaitu Joko Widodo atau Jokowi.
“Jokowi memiliki daya tarik yang luar biasa di masyarakat”, kata Iding.
Iding menambahkan bahwa Personal Branding atau pencitraan dalam konteks akademis merupakan bagian dari hubungan masyarakat yang berfokus kepada citra dan reputasi.
“Kewajiban kita sebagai masyarakat dalam Pemilu 2014 ini adalah menelusuri rekam jejak para calon dan partai. Masyarakat juga harus memiliki political knowledge (pengetahuan politik-red) yang jelas dan komprehensif sehingga tidak asal-asalan dalam memilih wakil rakyat atau pemimpin”, pungkasnya.
Ketua Panitia Diskusi yang juga Presiden BEM Jurusan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah, Iceng menjelaskan bahwa tujuan diskusi ini adalah untuk menyadarkan mahasiswa politik khususnya dan mahasiswa lain umumnya untuk lebih cerdas dalam memilih wakil rakyat dan pemimpin. (Rif/Rin)
Komentar