Indonesia Bicara – JAKARTA. Tewasnya pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kelly Kwalik belum mampu meredam aksi-aksi separatis di tanah Papua. Aksi separatis bisa tetap muncul jika masih terjadi kesenjangan di provinsi “kepala burung” itu.
Penegasan tersebut diungkapkan sosiolog Universitas Indonesia Thamrin Amal Tamagola, saat dihubungi Rabu (16/12), berkenaan dengan tewasnya Kelly Kwalik. Menurut Thamrin, tewasnya Kwalik tidak otomatis menurunkan rasa permusuhan dari gerakan separatis yang ada di sana. Selama otonomi Khusus Papua belum dijalankan secara maksimal, maka mereka akan terus menuntut hak-hak khusus tersebut. “Pengikut Kwalik akan melanjutkan perjuangan OPM.”
Penilaian senada dikemukakan Sekjen Indonesian Human Right Committee for Social lustice (IHCS), Gunawan. Menurut dia, situasi keamanan di papua tidak akan banyak berubah pasca tewasnya Kwalik. Pasalnya, akan muncul pemimpin baru OPM. Komandan gerilya juga ada kewilayahannya. Jadi, secara umum, tidak akan berpengaruh. Bagi Gunawan, yang paling penting soal keamanan Papua adalah perubahan kebijakan dan kemajuan dialog antara pemerintah pusat dan warga Papua untuk tercapainya hak-hak masyarakat yang selama ini terabaikan.
Persoalan yang sangat mendasar di Tanah Papua, menurut Gunawan, adalah eksploitasi sumber-sumber agraria di Tanah Papua yang menghasilkan kerusakan lingkungan yang sangat parah. Orang Papua secara sistematis dan meluas ditindas, dimiskinkan, dan dibodohkan. Bukti-bukti sangat kasat mata, sangat jelas.
Otak Teror
Ihwal kepastian tewasnya Kwalik dikemukakan Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna. Dijelaskan, tempat persembunyian pimpinan OPM di Kwangki Lama Mimika, Kabupaten Mimika, itu terendus tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Rabu dini hari pukul 03.00 WIT. Densus 88 kemudian melakukan penggerebekan dan memerintahkan Kwalik menyerahkan diri, tapi dia melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata revolver sehingga tim akhirnya terpaksa menembak. Kwalik tewas dalam perjalan menuju RS Kuala Kencana pukul 09.00 WIT.
Selain menembak Kwalik, Polri telah menahan lima orang anggota OPM, yaitu Jeep Murip (24), Noni Sanawarme (35), Martinus Katarame (21), Yosep Kwantik (60), dan Yorni Murip (10). “Mereka saat ini masih diperiksa, empat tersangka lain yang telah ditetapkan sebagai buron masih diburu,” kata Nanan. Sedangkan untuk Kwalik, Polri melakukan uji forensik untuk mengetahui kebenaran jasadnya. Untuk itu, Polri mengirim tim forensik ke Papua untuk mengidentifikasi secara ilmiah jenazah Kwalik. (Sur)
Komentar