IndonesiaBicara - Jurnalisme Independen Rakyat Indonesia

Kaula Muda Penggerak Ekonomi di Era Pendemi

Pendemi covid-19 membuat ekonomi Indonesia babak belur. Berdasarkan data pada 5 Mei 2020, 14.029 orang terkena PHK dan 61.084 orang terdampak dirumahkan. Presiden Joko Widodo mengingatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang tertekan akibat pandemi virus corona (Covid-19). Pada kuartal kedua kemarin, ekonomi Indonesia tumbuh -5,32% dibandingkan pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mencapai -5,9%. Salah satunya adalah karena tekanan di industri manufaktur. Jabar memegang peran strategis dalam menopang perindustrian nasional. Sebanyak 20 persen pabrik manufaktur Indonesia ada di Jawa Barat dan hampir sebagian besar manufaktur ini tujuannya ekspor.

Otomotif, elektronik, tekstil, hampir semua di Jawa Barat. Selain industri manufaktur, pandemi juga berdampak pada pariwisata. Jawa Barat juga merupakan daerah tujuan wisata. Sementara tempat wisata semua ditutup, sehingga berbagai sektor terdorong juga untuk mundur seperti kuliner, perhotelan, dan tenaga kerja lain yang ada di pariwisata.

Akibatnya daya beli masyarakat di Jawa Barat turun. Mengakibatkan juga pangan terhambat, karena pasar induk mengurangi omzetnya, karena pasokannya juga berkurang. Oleh karenanya, angka kemiskinan di Jawa Barat pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai kisaran 4,3 juta-5,6 juta, naik dari tahun 2019 yang berada pada angka 3,3 juta.

Pemprov Jabar dan Pemerintah Pusat sudah membuat kajian. Yakni, dengan membuat strategi membuka ekonomi kembali lewat leveling atau membuat level kondisi sebaran Covid-19 yang ada di Jabar.
Ada berbagai treatment yang dilakukan baik pasar tradisional, industri, mal, ada kondisi yang harus dilakukan karena Pemerintah tak mungkin menahan terus dan mensubsidi. Jabar harus belajar ke negara yang sudah membuka ekonominya. Seperti, Selandia Baru dan Jerman.

Di antara civil society yang memiliki kontribusi besar terhadap kesuksesan memulihkan ekonomi nasional, khususnya Jawa Barat adalah kalangan muda atau biasa disebut milenial. Generasi milenial menjadi topik yang cukup hangat di berbagai kalangan, mulai dari segi pendidikan, teknologi, politik, maupun moral dan budayanya. Generasi milenial kadang disebut dengan generasi Y, sekelompok orang yang lahir setelah generasi X, yaitu orang yang lahir pada kisaran tahun 1980-2000an.

Artinya generasi milenial adalah generasi muda yang berumur 17-37 pada tahun ini. Generasi milenial dianggap spesial karena memiliki perbedaan yang cukup tajam dengan generasi sebelumnya, apalagi dalam hal teknologi.
Nah, generasi milenial dapat mendorong sektor teknologi guna untuk “mewabahkan” pelaku usaha kecil dan menengah di dunia digital. Sektor teknologi informasi bisa menjadi peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan milenial. Meningkatkan layanan infrastruktur dan teknologi, demi mendukung distribusi barang dan jasa, se?ta perluasan layanan e-commerce dan UMKM.

Generasi milenial menjadi kelompok yang paling diandalkan dalam melihat potensi ekonomi tersebut. Biasanya milenial lebih responsif dan punya kemampuan adaptasi yang lebih baik. UMKM bisa dimaksimalkan dalam menyerap tenaga kerja dan memulihkan ekonomi karena sudah terbukti bisa bertahan di kondisi krisis.

Selain itu, Pilkada Serentak 2020 bisa menjadi peluang memulihkan roda ekonomi. Diasumsikan jika Pilkada Serentak se-Indonesia terdapat 270 daerah yang akan menyelenggarakan pilkada. Di setiap daerah sedikitnya ada 2 kontestan. Maka seluruh Indonesia ada 540 calon kepala daerah. Dan jika mengeluarkan biaya kampanye, minimal Rp 10 milyar saja, berarti akan ada dana yang beredar sebanyak Rp 5,4 triliun.

Bayangkan jika dibelikan alat peraga berupa masker, alat pelindung diri (APD), dan alat kesehatan lain, maka akan ada puluhan juta apd yang tersebar, itu belum termasuk dana APBD daerah2 pilkada dan dukungan APBN yang saya cermati totalnya sekitar Rp 14 T digunakan untuk pembelian alat pilkada dan pelindung covid19 serta insentif lebih dari 3 juta penyelenggara. Ini program padat karya riil sehingga akan dapat menstimulasi ekonomi daerah.

Karena itu, generasi milenial dapat mengubah landscape demokrasi dan ekonomi Indonesia. Apalagi di tengah pendemi, milenial ini bisa memberikan ide orisinil yang out of the box, keluar dari kebiasaan linear dan berkontribusi bagi kedaulatan ekonomi Indonesia sekalipun dalam kondisi pendemi seperti saat ini.

Penulis :
Ayu Vina Waluyantari
Dosen Teknik Komputer
Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

 

 

 

Anda dapat menggunakan penanda HTML berikut

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

What is 13 + 13 ?
Please leave these two fields as-is:
PENTING! Untuk melanjutkan Anda harus menjawab pertanyan di atas.