IndonesiaBicara-Kendari, (21/12/09). Pasca dilaksanakannya ujian penerimaan CPNSD Sultra, Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sultra yang beralamat di Jalan Abdullah Silondae Kendari, kembali diserbu puluhan demonstrans yang menamakan dirinya Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (AMPR) Sultra. Mereka mempertanyakan terjadinya kejanggalan dalam pelaksanaan ujian CPNSD yang serentak dilaksanakan di kabupaten/kota se-Sultra pada tanggal 20 Desember 2009 kemarin.
“Kami tidak ingin kasus yang terjadi pada penerimaan CPNSD tahun 2008 terjadi lagi di tahun ini, praktek KKN harus dihilangkan, kecurangan-kecurangan seperti kelulusan peserta yang kemudian dianulir dan digantikan orang lain jangan sampai terulang lagi,” ujar La Irwan selaku koordinator aksi. “Siapapun yang terlibat skandal penerimaan CPNSD, harus bertanggung jawab secara hukum, apakah dari BKD, pengawas LSM maupun peserta,” tambahnya.
Mahasiswa Unhalu ini juga menghimbau BKD Sultra sebagai penanggung jawab seleksi penerimaan CPNS agar dalam prosesnya dapat secara transparan tanpa adanya permainan. Selain itu demi kewibawaan Pemda Provinsi Sultra agar dalam penerimaan CPNS, institusi BKD harus bersih dari praktek KKN.
Sementara itu Arijallu (Sekretaris BKD Sultra) mengatakan bahwa “Pihaknya menjamin kekeliruan yang terjadi tahun lalu tidak akan terjadi lagi di tahun ini, itu akan kami buktikan. Dengan menunjuk ITB sebagai lembaga pemeriksa IT diluar Sultra maka diharapkan bisa independen, transparan dan bebas dari KKN”.
“Pengalaman tahun lalu merupakan pelajaran berharga bagi kita, tanpa bermaksud mengkambinghitamkan Unhalu ataupun BKD. Dirinya mengancam bagi siapa saja yang terlibat dalam skandal penerimaan CPNS akan dijebloskan ke dalam bui, baik itu orang dalam BKD, pengawas maupun peserta sendiri,” ujar Arijallu yang juga mantan aktivis. (FandiK)
Komentar