(Sumber : Antara) Yogyakarta – Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Dwipayana, M.Si mengatakan kandidat Ketua DPR dipilih dari orang yang sejalan dan tidak mempunyai hambatan khusus dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Ketua DPR merupakan posisi strategis, sehingga dipastikan akan berasal dari Partai Demokrat, namun kandidat yang akan dipilh tentunya yang memiliki komunikasi politik intens dengan SBY, karena akan menjadi penyambung kebijakan pemerintah, ” katanya di Yogyakarta, Minggu.
Ia mengatakan, Ketua DPR merupakan posisi yang sarat dengan kepentingan SBY karena akan menyambut berbagai kepemimpinan pemerintah di legislatif.
SBY pasti akan mencari orang yang tidak hanya bisa dia terima dan mampu menerjemahkan pikirannya tetapi juga mencari orang yang punya kapasitas politik untuk membangun hubungan politik di DPR.
“Dengan demikian SBY akan mencari orang yang mempunyai kemampuan membangun jejaring di DPR dan ini adalah orang yang mempunyai jam terbang tinggi dan sering berinteraksi dengan partai politik lain,” katanya.
Arie mengatakan, selain orang yang dapat diterima, SBY tentunya juga akan mencari figur yang secara simbolik juga diterima publik dan mampu menunjukkan performa Partai Demokrat.
“Orang yang dipilih pasti yang mampu berkomunikasi dengan publik dan selama ini cukup diterima publik dengan baik sehingga juga bisa mewakili performa Partai Demkorat ke publik,” katanya.
Sedangkan mengenai Ketua MPR, ia mengatakan masalah ini juga merupakan sesuatu yang menarik karena dalam Undang-Undang Susduk tidak harus berasal dari partai pemenang pemilu.
“Memang pasal Pasal 14 UU Susduk ini sedang diajukan `judicial review` ke Mahkamah Agung oleh DPD, namun jika sampai ditolak maka pemilihan Ketua MPR tetap akan menjadi pertarungan antarparpol,” katanya.
Ia mengatakan, posisi konsensi kepada PDIP belum dapat dikatakan pasti betul dan belum dapat diartikan Ketua MPR diberikan kepada PDIP.
“Ketua MPR belum tentu diberikan kepada PDIP karena di internal koalisi Partai Demokrat masih ada yang keberatan yaitu partai pendukung untuk memberikan kedudukan di luar partai koalisi,” katanya.
Komentar