IndonesiaBicara-Palangka Raya, 08 September 2009. Wakil Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kalimantan Tengah, dr Arnold Singarimbun, mengatakan kabut asap pekat dari kebakaran hutan dan lahan menyebabkan seluruh masyarakat daerah ini berpotensi terkena kanker paru-paru, terutama bagi mereka yang rentan.
“Kabut asap yang pekat tidak saja memicu berbagai penyakit dan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), namun untuk jangka panjang, tidak menutup masyarakat Kalteng terkena kanker paru apabila kabut asap berkepanjangan dan terus terjadi setiap tahunnya,” ujar Arnold di sela-sela aksi peduli PMI Kalteng dengan membagi-bagikan masker gratis kepada masyarakat di Bundaran Besar, Selasa (8/9).
Mantan Direktur RSUD dr Doris Sylvanus tersebut mengatakan, melindungi diri dari dampak kabut asap dengan menggunakan masker hanya sebagian kecil dari upaya antisipatif. Sebab partikel debu dalam ukuran mikron dari kebakaran hutan dan lahan yang berterbangan di udara tetap bsia masuk. Yang harus dilakukan untuk memproteksi diri dari dampak buruk kabut asap, menurut Arnold, adalah menerapkan pola hidup sehat, minum air putih yang cukup, mengkonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup serta mengurangi aktivitas di luar ruangan yang tidak perlu. “Ketika berada di rumah, sebaiknya rumah ditutup rapat supaya udara buruk tidak masuk,” ujar Arnold.
Sekretaris PMI Kalteng, dr Tiel Djabar, menjelaskan pembagian 1,500 lembar masketr gratis kepada masyarakat merupakan aksi peduli PMI yang kedua setelah sebelumnya membagi-bagikan 800 lembar masker. Ia berharap, masker yang telah dibagikan tersebut dipergunakan sebagaimana mestinya untukmelindungi diri dari dampak buruk udara yang sudha berbahaya.
Sementara itu Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang terletak di kawasan Bundaran Besar menunjukkan kualitas udara yang berbahaya. Udara buruk tersebut mulai mengancam kesehatan yangmenyebabkan penderita ISPA melonjak tajam hingga mencapai ribuan orang.(HH)
Komentar