IndonesiaBicara.com–Jakarta (4/9). Sumber logistik kegiatan para teroris selalu terpencar dan ada hubungan antar “simpul” (network), demikian yang dikatakan oleh Hendropriyono kepada wartawan disela-sela diskusi bertajuk Tadarusan Kebangsaan Ramdhan di kantor Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Jl. Menteng Raya Jakarta Pusat.
Kalau sumber logistik untuk suatu gerakan bawah tanah bersifat terpusat akan gampang dibongkar dan dihancurkan oleh aparat keamanan, jadi bila polisi mengatakan bahwa mereka akan memonitor dakwah di mesjid-mesjid jangan disalah-artikan karena ceramah agama itu dapat digunakan oleh teroris untuk kepentingan mereka guna membentuk dan memperkuat jaringan mereka, lanjut Hendro.
Aksi terorisme bisa terjadi apabila ada pelaku dan logistik dan sekarang yang dicari oleh aparat keamanan adalah darimana sumber logistik para terorisme karena sumber logistik yang mereka miliki bersifat terpencar dan bahkan juga berasal dari perorangan. Jadi kita tunggu saja hasil pemeriksaaan terhadap Ali Muhammad yang telah ditangkap oleh polisi untuk mengetahui sumber logistik teroris di Indonesia.
Untuk menghentikan aksi terorisme di Indonesia maka salah satu jalan yang bisa dilakukan adalah dengan menegakkan “aturan bersama” seperti dengan membuat UU Anti Kekerasan.
Biaya untuk melakukan aksi pemboman itu tidak begitu besar, biaya yang paling besar itu adalah untuk melakukan kegiatan infiltrasi. Apabila seseorang sudah berada dalam suatu jaringan (network) teroris mereka tidak membutuhkan biaya lagi. Dan biaya yang paling banyak digunakan oleh teroris pengebom itu adalah untuk observasi, infiltrasi dan mengembangkan jaringan.
Dana teroris yang bergerak di Indonesia sebagai besar berasal dari luar negeri dan dana itu kalau kita perhatikan akan selalu ada kaitannya dengan jaringan Al-Qaeda. Saya mengusulkan agar mulai sekarang kita berusaha untuk menghancurkan “habitat” kelompok garis keras di Indonesia karena dengan menghancurkan habitat mereka maka saya yakin aksi teroris di Indonesia akan dapat kita akhiri, pungkas Hendro. (rizky/pri)
Komentar