IndonesiaBicara.com-CIPUTAT (27/11/13) Menjelang pelaksanaan Konfrensi World Trade Organization (WTO) di Bali Desember 2013, mulai muncul penolakan pertemuan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia (GPPI), Dian Pertiwi.
Dian menerangkan bahwa keberadaan WTO hanya menguatkan sistem demokrasi liberal dan WTO membuktikan bahwa Indonesia masih dibawah sistem imperialisme.
“Gelaran WTO di Bali hanya dijadikan sarana forum jual beli internasional dan kepentingan dalam negeri Indonesia adalah bagaimana mendapatkan dana yang akan dipergunakan oleh elit-elit politik untuk kepentingan pemenangan Pemilu 2014”, papar Dian
Untuk itu, tambah Dian, kenapa GPPI selalu menolak Pemilu 2014 dan juga menolak WTO karena hal ini ada keterkaitannya.
“Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan dan mengembangkan komoditas asli sebagai produk unggulan Indonesia. Dengan adanya WTO ini Indonesia hanya dijadikan sapi perah dengan sistem Neoliberal”, katanya.
Hal ini menurut Dian, membuat mahasiswa prihatin karena menganggu para pelaku ekonomi menengah kebawah.
“Ini akan berdampak langsung atas pemberlakuan liberalisasi perdagangan imbas dari WTO”, tutupnya (Rin)
Komentar