Indonesia Bicara-Balikpapan, (12/04/10). Kunjungan Wakil Presiden Boediono ke Balikpapan, Kalimantan Timur diiringi pengamanan yang sangat ketat. Sebanyak 1.640 personil keamanan dikerahkan. Pemerintah tidak ingin pengalaman buruk di Gorontalo terulang.
Menurut informasi yang ditelusuri IndonesiaBicara, Jumat (15/1) pagi ini waktu setempat, saat kunjungan kerja Wapres Boediono di Gorontalo, massa demonstran yang menolak kunjungan Wapres ke provinsi tersebut merangsek mendekati tempat berlangsungnya acara.
Saat itu sempat terjadi benturan antara aparat keamanan dan massa demontrasi. Tercatat sejumlah demontrasi mengalami luka-luka akibat kenekatan mereka. Pihak keamanan dianggap kecolongan. Sebab, menurut prosedur tetap (protap), setiap aksi massa yang menolak kedatangan Wapres apalagi Presiden, jangan sampai mendekati ke lokasi dan disaksikan oleh dua pejabat tinggi negeri ini.
“Biasanya, kalau ada aksi demo, perjalanan Presiden atau Wapres dialihkan sehingga tidak melalui jalan itu dan aksi demo itu sama sekali tidak diketahui oleh Presiden maupun Wapres,” ungkap seorang staf pengamanan kepada Kompas, Jumat pagi ini.
Menurut informasi itu lagi, akibat peristiwa di Gorontalo, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono marah dan menginstruksikan Paspampres agar kejadian itu tidak terulang lagi menimpa Wapres apalagi dirinya. “Oleh karena itu, di Balikpapan, aparat tidak mau kebobolan lagi jika ada aksi demo mahasiswa di jalan. Mereka akan dikonsentrasikan di jalan tertentu dan jangan sampai mendekat ke pengamanan VVIP,” tambah sang petugas keamanan lagi.
Asal tahu saja, di antara 1.640 personil berseragam dan tidak berseragam, terdapat dua penembak jitu TNI-AD di setiap lokasi. Pengamanan sendiri difokuskan di sektor lokasi di Balikpapan yang dinilai strategis dan rawan ungkap Komandan Distrik Militer (Dandim) Balikpapan Letkol Rifki. (**)
Komentar