IndonesiaBicara - Jurnalisme Independen Rakyat Indonesia

Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa Warnai Hari Pangan Dunia Di Kota Mataram

IndonesiaBicara.com – Mataram (18/10/12) Ratusan mahasiswa dari berbagai elemen yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Untuk Pembebasan (ARP) menggelar aksi unjukrasa dengan mendatangi kantor Gubernur NTB sebagai tujuan untuk menyampaikan aspirasi,Kamis (18/10) pagi.

Dalam aksinya, ratusan mahasiswa ini menilai bahwa hingga 8 tahun masa kepemimpinan presiden SBY dianggap telah gagal untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

Karena itu,para mahasiswa yang dikoordinir oleh Wawan Heriyanto  menuntut beberapa hal yaitu mulai dari penolakan liberalisasi sektor pertanian,stop kebijakan inpor pangan dan hentikan segala bentuk perampasan lahan,kembalikan kendali harga pangan pada negara serta cabut Undang-undang pengadaan lahan, namun para mahasiswa ini tidak hanya menuntut namun mereka juga menawarkan solusi adalah agar dijalankannya reformasi agraria sejati.

Aksi unjukrasa dilakukan oleh beberapa elemen mahasiswa tersebut sempat berjalan memanas diwarnai aksi saling dorong antara mahasiswa dengan Pol PP ketika mahasiswa hilang kesabaran setelah menunggu pihak dari Pemerintah NTB menemui mereka namun beruntung aksi tersebut tidak berlangsung lama karena kedua belah pihak bisa menahan diri.

Menurut koordinator aksi,Wawan Heriyanto,mengatakan bahwa sejatinya dalam peringatan hari pangan bisa dijadikan momentum untuk bangkit dari kondisi yang kian hari semakin tidak normal.

Karena jika normal maka negeri yang kaya atas sumber daya alam haruslah sejahtera,akan tetapi kenyataannya berkata lain sebab sebagian besar bahkan hampir semua sumber daya alam yang menjadi kekayaan negeri ini belum bisa dinikmati oleh segenap rakyat.

“ hari ini kita peringati hari pangan dunia,kita sebagai  mahasiswa sebagai agen perubahan kita ingin pagan kita berdaulat dinegeri sendiri ”, ucap Suryani salah satu orator dalam aksi tersebut

Ia juga mengkritik langkah yang diambil oleh pemerintah selama ini karena dimana seharus Indonesia sebagai  negara agraris tidak seharusnya  menginpor pangan dari  luar negeri.

Tidak hanya dipemerintah pusat di daerah juga tidak bisa mewujudkan ketahanan pangan terbukti di NTB masih diliputi gizi buruk dan tidak mampu untuk keluar.

“ kedua pemimpin nasional dan daerah belum mampu memberikan kesejahteraan  rakyat,jika masih mementingkan pemodal asing maka tidak akan ada kesehtraan rakyat “, Ucap wawan dalam orasinya. (Ary/*)

Tinggalkan Balasan

 

 

 

Anda dapat menggunakan penanda HTML berikut

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

What is 10 + 14 ?
Please leave these two fields as-is:
PENTING! Untuk melanjutkan Anda harus menjawab pertanyan di atas.