IndonesiaBicara.com – Mataram (24/09/12) Penghentian segala bentuk konflik agraria masih menjadi isu sentral yang diangkat oleh gabungan elemen mahasiswa di Kota Mataram dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional ke-52 yang diperingati setiap tahunnya tanggal 24 September.
Kali ini, elemen mahasiswa yang mengatasnakan Front Perjuangan Rakyat NTB yang tergabung dari beberapa element mahasiswa seperti FMN Mataram, PMKRI Mataram, PMII NTB, Pilar Seni IKIP Mataram, Solidaritas Perempuan Mataram, KPS-Hukum Unram dan KPSPM NTB turun kejalan menggelar aksi unjukrasa di depan kantor Gubernur NTB guna menuntut pemerintah pro terhadap rakyat kecil khususnya kaum petani.
“ Kami turun kejalan memperingati hati tani, juga mengingatkan pemerintah bahwa mereka harus pro terhadap kaum tani, karena hampir seluruh masyarakat di Indonesia adalah petani ” ucap badarudin ketua FMN Mataram dalam orasinya.
Berangkat dari permasalahan itu, mereka turun untuk menyuarakan ketidakadilan yang dialami oleh kaum tani tersebut. Menurut mereka, hingga setengah abad ini konflik agraria masih terus terjadi di Indonesia. Mahasiswa menuntut agar penghentian perampasan lahan dan kekerasan terhadap rakyat dengan menjalankan reformasi agraria sejati sesuai dengan Undang-undang PA No 5 tahun 1960.
“ Sebagai negara setengah jajahan dan setengah feodal, Indonesia lahan empuk bagi kaum imperialisme dalam memuaskan hasrat dan ambisi untuk menguasai sumber daya alam dengan berbagai cara, dan salah satunya yaitu pemerintah yang tidak pro terhadap sector pertanian rakyat ” lanjut Ketua FMN Mataram dengan lantang.
Aksi perampasan dan kekerasan tersebut masih terlihat baik di Indonesia umumnya maupun khususnya didaerah kita NTB. Jadi perlawanan dan penghetian terhadap segala bentuk konflik agraria harus dihentikan karena rakyat yang harus menanggung akibatnya.
“ Kekerasan dan perampasan lahan rakyat masih terjadi ”, Ucap Ucok salah satu massa aksi.
Lewat peringatan Hari Tani Nasional inilah akan dijadikan sebagai momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menjalankan repormasi agraria sejati tanpa ada lagi kekerasan dan perampasan lahan.
“ Petani tanpa lahan sama saja itu bukan petani ”, lanjut Ucok dalam orasinya.
Karena kecewa tidak ditanggapi aspirasinya oleh pemerintah propinsi, massa mengelar aksi tidur digerbang Kantor Gubernur NTB. Aksi unjuk rasa yang digelar oleh FPR NTB ini berjalan lancar dibawah pengamanan aparat kepolisian dari personil Polres Mataram. (Ary)
Komentar