Aparat Kepolisian mencoba menenangkan massa saat aksi unjuk rasa berlangsung.
IndonesiaBicara-Kendari, (20/01/10). Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Majelis Pro Rakyat (MPR) Sultra, di Kantor Kejaksaan Tinggi Sultra, kembali ricuh. Bentrok antara staf Kejati Sultra, dengan para pengunjuk rasa terjadi ketika menyuarakan dugaan indikasi korupsi pengadaan 55 unit komputer yang terjadi di Kanwil Depag Sultra.
Dari pantauan indonesiabicara, bentrok ini bermula, ketika para pengunjuk rasa memaksa masuk ke dalam kantor Kejati Sultra, untuk bertemu langsung dengan Kajati baru Sultra, Donny Kadnezar Irdan, SH, MH. Namun langkah mereka dihalau para staf Kejati dan Kepolisan yang siaga tepat di depan pintu gerbang Kantor.
Aksi adu fisik pun diperlihatkan dengan adanya saling kejar-kejaran antara dua belah pihak dikarenakan para unjukrasa merusak tulisan “Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara” sehingga pihak Kejaksaan Tinggi kesal dan berlari untuk menangkap para demonstrans. Beruntung, hal yang dipertontonkan kedua belah pihak tersebut dapat diredam setelah aparat Kepolisian melerai mereka dan mengamankan kedua belah pihak. Para demontran tersebut, akhirnya diamankan dari Kejaran pihak Kejaksaan di Polresta Kendari.
Massa yang dikoordinatori oleh Abdillah Munawir, kesal dengan sikap Abdul Muis, yang tak pernah menemui mereka ketika melakukan aksi unjukrasa. Dalam tuntutannya mereka menduga Abdul Muis selaku kuasa pengguna anggaran terlibat dalam pengadaan 55 unit komputer. Selain itu, Abdullah Munawir Cs juga menyuarakan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Ka Kanwil Depag Sultra dan mendesak Kapolresta Kendari untuk menyelesaikan perkara penganiayaan yang dilakukan oleh petugas keamanan Depag Sultra dan pencemaran nama baik MPR Sultra yang dilakukan oleh oknum di Depag Sultra. (KmK)
Komentar