IndonesiaBicara.com-Tangerang Selatan, (14/05/10). Nakba Palestine atau Bencana Palestina diperingati di Auditorium Gedung Syahidah Inn, Kampus Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jalan Raya Kertamukti, Kota Tangerang Selatan. Peristiwa pendudukan Israel di tanah Palestina 62 tahun lalu ini sampai sekarang menyisakan duka yang mendalam bagi rakyat Palestina.
Menurut Ketua Panitia Nakba Palestine Ahmad Muzaki yang juga Ketua Umum HMI MPO Cabang Jakarta Selatan mengatakan 62 tahun yang lalu rakyat Palestina diusir dari tanah airnya oleh zionis Israel, ini merupakan penjajahan dan pelanggaran hak asasi manusia.
“Indonesia sudah 64 tahun merdeka, namun rakyat Palestina 62 tahun masih terus dijajah oleh Israel, negara-negara Barat yang sering menggaungkan tentang Hak Asasi Manusia dan menjadi negara pembela HAM, hanya diam saja melihat Israel melanggar HAM rakyat Palestina,” kata Muzaki.
HMI melihat pembelaan terhadap warga Palestina bukan hanya karena Palestina adalah negara Muslim, tapi lebih kepada keadilan dan kemanusiaan umat manusia yang selama ini tertidas dan dijajah oleh Israel.
“PBB sebagai Organisasi Bangsa-bangsa di dunia sudah mengeluarkan Resolusi PBB No 181 tentang Kesepakatan Damai di Palestina, namun hingga saat ini belum ada realisasinya, rakyat Palestina tetap menderita,” ujar mahasiswa UIN Syarif Hidyatullah ini.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Voice of Palestine (VOP) Indonesia, Mujtahed Hasyem, mengisahkan penderitaan rakyat Palestina yang sejak 62 tahun lalu hingga saat ini.
“Di atas tanah yang rakyatnya dibantai dan diusir oleh Zinonis Yahudi, para Zionis Yahudi lalu mendirikan Israel. Sekitar 711.000 rakyat Palestina dinyatakan PBB sebagai pengungsi dan lebih banyak lagi yang secara internal tidak punya tempat atau menjadi pengungsi di negeri sendiri.
Hingga hari ini, Israel menolak hak untuk kembali (Right of Return) ke tanah air para pengungsi Palestina dan anak keturunan mereka, yang dijamin Hukum Internasional,” katanya.
Selain orasi, kegiatan ini juga diisi dengan pemutaran film tentang Palestina dan pembacaan Puisi oleh Jose Rizal dari Mer-C dan pengamat politik Ramdhansyah. (rintho).
Komentar