IndonesiaBicara-Amlapura (21/09/11). Seiring kian merebaknya kasus HIV–AIDS dikalangan masyarakat, Pemkab Karangasem melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) menghimbau agar warga masyarakat tidak mengucilkan penderita ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS) sehingga mampu membantu mereka untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan menekan pertumbuhan virus yang ada dalam tubuh.
Demikian diutarakan Ketua KPA Kabupaten Karangasem I Made Sukerana didampingi Ketua Harian dr I Gusti Made Tirtayana, (19/09) menyikapi kian mengkawatirkannya keberadaan penderita HIV–AIDS. Kendati upaya yang dilakukan dalam mencegah berjangkitya HIV-AIDS sudah dilakukan intensif menyasar generasi muda dan kelompok rawan.
Dikatakannya masalah penyebaran indikasi HIV-AIDS di Kabupaten Karangasem termasuk merisaukan mengingat ada pada rangking 6 di Bali . Untuk itu perlu dilakukan antisipasi penanganan masalah tersebut melalui sosialisasi lebih intensif di tengah masyarakat.
Terlebih adanya kenyataan penderita HIV–AIDS satu keluarga yang kini sudah ditangani. Namun yang terpenting adalah perlakukan lingkungan sosial agar tidak sampai mengucilkan mereka.
Data penderita HIV-AIDS yang ditangani sejak tahun 2000 hingga akhir Juli 2011 menempatkan Karangasem pada rangking 6 di Bali dengan jumlah penderita 120 orang yang sudah terdeteksi dan sudah mendapat penanganan. Dari data yang ada tersebut tercatat mengidap AIDS sejumlah 98 orang dimana 7orang diantaranya sudah meninggal, sementara sebanyak 91 orang dalam pemantauan.
Sisanya sejumlah 30 orang tercatat mengidap HIV baru terjangkit dimana sesuai hasil pemeriksaan lab belum menunjukkan gejala khas, 1 orang tercatat sudah meninggal, 29 orang masih hidup. Sehingga total penderita seluruhnya berjumlah 120 orang dan status sudah meningkat tercatat 8 orang.
Dalam menangani permasalahan HIV–AIDS, KPA Kabupaten Karangasem masih mengintensifkan pelaksanaan program preventif yakni penyuluhan melalui pelayanan konseling di Puskesmas dengan harapan mereka sadar datang sendiri. Dari tindakan pertama itu baru dirujuk ke RSUD untuk diperiksa lebih lanjut namun dengan kode etik tertentu skala pemeriksaan terhadap mereka tidak boleh diketahui.
Di RSUD Karangasem kini sudah tersedia klinik untuk menindaklanjuti penderita yakni, Klinik Arjuna untuk memberikan konseling/penyuluhan tentang pencegahan serta tumbuh kesadaran sendiri untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya.
Untuk data angka di seluruh Kecamatan berturut-turut paling tinggi antara lain di wilayah Kecamatan Abang sebanyak 26 kasus, Kecamatan Karangasem 25 kasus, Kubu 22 kasus dan paling rendah di Sidemen dengan hanya 3 kasus.
Sementara dari segi jenis kelamin untuk penderita perempuan sebanyak 41 orang atau 34 %, laki-laki sebanyak 79 orang atau 66%. Dari segi umur antara lain umur produktif 20 sampai dengan 29 sebanyak 62 kasus, untuk umur 30–39 tahun sebanyak 40 kasus. Sedangkan cara penularannya tercatat paling banyak diperoleh melalui hubungan heteroseksual sebanyak 114 kasus, dengan jarum suktik (IDU) sebanyak 2 kasus, Parinatal (janin) 4 kasus, transfusi darah tak ada.
Adapun kiat yang dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit HIV–AIDS adalah melalui penyuluhan di sekolah-sekolah dengan program KS–PAN dan leaflet.
Di Kabupaten Karangasem upaya penanggulangan HIV-AIDS sudah dipayungi Perbup No 15 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Susunan Keanggotaan Komisi Penanggulangan HIV–AIDS Kabupaten Karangasem.
Kadiskes dr I Gusti Made Tirtayana menambahkan, persoalan menangani kasus HIV–AIDS sangat sensitif sehingga menyulitkan menanganinya baik dalam pemeriksaan maupun mendeteksi di kalangan masyarakat. Untuk mencegah masalah tersebut penting dilakukan promosi besar-besaran terhadap upaya penanggulangan seperti lebih aktif melaksanakan kegiatan, promosi, pencegahan Konseling dan Tes Sukarela, Pengobatan, Perawatan.
Hal ini harus mendapat dukungan masyarakat. Dukungan melalui perilaku sehat, ketahanan keluarga, tidak mendiskrimanasi ODHA menciptakan iklim kondusif terhadap ODHA, terlibat kegiatan promo, pencegahan dan tes keluarga, pengobatan, perawatan dan dukungan lainnya.
Pemerintah disatu sisi, berperan dalam menggerakkan upaya penangguangan AIDS, sebagaiamana ditegaskan Wabup I Made Sukerana selaku Ketua Badan Narkotika Kabupaten, meminta semua lapisan masyarakat bersatu padu menanggulangi penyebaran HIV–AIDS karena rentan menyebabkan keterpurukan generasi bangsa.
Maraknya peredaran yang melibatkan banyak elemen masyarakat baik kalangan bawah maupun atas mengisyaratakan masalah narkoba tidak pandang bulu, karenanya menuntut kesiagaan semua pihak. (*)
Komentar