IndonesiaBicara.com-Tangerang Selatan, (19/08/11). Warga Cilenggang sambil menunggu waktunya berbuka puasa diberikan pengetahuan tentang kelompok NII yang meresahkan. Diskusi Publik yang digelar oleh MUI Kecamatan Serpong ini mengambil tempat di Masjid Al-Ikhlas Cilenggang Serpong, Jumat (19/08).
Meskipun isu NII sudah tertutup dengan isu lainnya, MUI Kecamatan Serpong menganggap bahaya kelompok NII bisa saja timbul lagi.
“Diskusi ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa NII merupakan organisasi sesat yang mengatasnamakan agama Islam. Untuk itu pihaknya mengajak agar masyarakat lebih peduli lagi terhadap para anggota keluarganya agar terhindar dan tidak masuk dalam aliran sesat seperti ini”, kata Ketua MUI Kecamatan Serpong Abdul Rozak.
Sementara itu, Mantan Anggota NII KW 9, Panji Koko Khodirin yang menjadi pembicara tunggal dalam diskusi publik ini mengaku bahwa dirinya mulai masuk kedalam kelompok NII KW 9 sekitar tahun 1995.
“Awalnya saya masuk NII karena kurangnya pengetahuan tentang Agama Islam yang benar sehingga saya mudah diajak masuk NII. Setelah saya masuk NII saya melakukan sosialisasi dan usaha merekrut lebih banyak lagi calon anggota NII”23 .
Menurut Panji Koko Khodirin, jika kita masuk kelompok ini maka jiwa, harta dan keluarga kita akan diserahkan kepada pimpinan NII. Pasalnya saat menjadi NII dirinya berusaha mendapatkan dana sebanyak-banyaknya untuk diserahkan kepada pimpinan kelompok.
Dalam pengakuannya, setelah berhasil merekrut beberapa orang, dirinya kemudian diangkat menjadi Lurah. Setelah menjadi lurah kehidupan rumah tangganya menjadi tidak terurus, bahkan istri serta anaknya pergi entah kemana.
“Tugas dari Anggota NII hanya dua, yaitu merekrut sebanyak-banyaknya calon anggota NII dan juga mencari dana yang kemudian disetorkan kepada pimpinan diatas kita, dengan tugas ini kita meninggalkan keluarga kita”, jelasnya.
Akibat dari pengalaman ini, dirinya berfikir bahwa kelompok atau organisasi ini bukanlah membawa manfaat dan lebih banyak kerugiannya. Sehingga dirinya mencari guru yang akhirnya dapat mengembalikan dirinya kepada kondisi saat ini yaitu menyadari kesalahannya.
Panji Koko berpesan agar masyarakat harus mengetahui ciri-ciri orang yang sudah direkrut NII, diantaranya adalah mengaji tetapi biasanya tidak mewajibkan Sholat, mengatakan orang tuanya sendiri kafir dan sering mencari dana yang tidak jelas kegunaannya.
“Orang tuanya sendiri bisa dikatakan kafir dan tidak mewajibkan sholat”, tandasnya.
Hadir dalam diskusi publik ini diantaranya Anggota DPRD Kota Tangsel dari PKPI, Robert Usman dan Camat Serpong, Khaeruddin. (rintho)
Komentar