IndonesiaBicara-Jogja, (02/07/10). Akibat dari kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang telah berlaku sejak 1 Juli 2010 maka beban hidup rakyat Indonesia semakin bertambah berat. Teriakan penolakan rakyat tidak lagi didengar oleh Pemerintah, akibatnya rakyat memilih untuk bunuh diri daripada terbunuh secara perlahan-lahan dengan cara menggantung diri.
Hal tersebut yang digambarkan oleh aksi mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM REMA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang diikuti oleh 5 orang mahasiswa di depan Kantor PLN UPJ Jogjakarta di Jl P Mangkubumi.
Koordinator Aksi M Asnan Fathurrohman mengatakan, PLN tidak sepantasnya menaikkan TDL pada tahun ini, karena berdasar data yang mereka miliki, PLN pada tahun 2009 telah meraup keuntungan mencapai Rp 10,355 triliun. Selain itu juga tidak ada kondisi moneter yang signifikan sebagai alasan menaikkan TDL. Kenaikan TDL untuk kalangan industri dan skala besar akan berdampak hebat bagi rakyat. Ancaman PHK dan kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok merupakan hal yang paling dikhawatirkan masyarakat kecil.
“Naiknya TDL berimbas pada kenaikan harga barang karena ongkos produksi yang naik, dan ini semakin memberatkan rakyat miskin. Kami khawatir PLN disusupi kepentingan tersembunyi yang ingin menjual PLN kepada pihak asing,” kata Korlap M Asnan disela-sela aksi.
Melihat kebijakan Pemerintah yang menaikan TDL merupakan tindakan tidak layak dan kurang adil maka BEM REMA UNY menyatakan sikap diantaranya tolak kenaikan TDL yang telah mencekik rakyat miskin, tuntut perbaikan kinerja PLN, tinjau ulang UU No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, tuntut keseriusan Pemerintah dalam menyejahterakan rakyat.
Dalam aksinya para mahasiswa melakukan aksi menggantungkan tali ditiang bendera yang berada di depan kantor PLN. Tali yang digantungkan tersebut sebagai simbol bahwa rakyat sudah sangat berat beban hidupnya sehingga mereka lebih baik mati dengan cara menggantung diri.
Aksi berlangsung sekitar pukul 10.00 hingga pukul 11.00 Wib. Setelah puas melakukan aksinya, massa kemudian membubarkan diri dengan tertib. (*)
Komentar