Pangkalpinang, 16/6 (ANTARA) – Sisa gula impor asal Thailand sebanyak 1.600 ton dari 3.000 ton untuk Provinsi Bangka Belitung (Babel) tidak dapat diambil karena batas waktu pengambilan sudah habis.
“Tidak diambilnya jatah gula impor dari Thailand, karena harga gula dalam negeri sudah stabil dan distributor gula di Babel lebih memilih gula lokal,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Babel, Hasanuddin di Pangkalpinang, Rabu.
Ia menjelaskan, batas waktu pengambil gula impor asal Thailand pada 31 April 2010, karena gula lokal sudah banyak di pasaran yang membuat harga menjadi stabil dan tidak ada permintaan.
“Sedangkan jatah 1.400 ton gula impor dari 3.000 ton sudah diambil sejak dua bulan yang lalu oleh Pemprov Babel, lalu disebarkan ke para distributor dan agen untuk dijual ke masyarakat,” ujarnya.
Menurut dia, kedatangan gula impor asal Thailand bisa menekan harga gula dalam negeri yang sempat melambung, sehingga membuat para agen lebih memiliki gula lokal.
“Harga gula Thailand sama dengan harga gula lokal, kemudian faktor biaya pengiriman yang jauh membuat distributor dan agen lebih memilih gula lokal yang lebih dekat pengirimannya,” katanya.
Ia menambahkan, pengiriman gula impor asal Thailand ke Babel untuk menekan harga gula yang mencapai Rp12 ribu per kg, sehingga membuat masyarakat resah dan menyebabkan kelangkaan gula di pasaran.
“Ini yang membuat pemerintah pusat mengambil langkah-langkah dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, untuk mengimpor gula dari Thailand,” ujarnya.
Hasanuddin menyayangkan sisa gula impor yang tidak diambil, sebab kebutuhan gula tergantung dari permintaan distributor dan pemerintah akan tetap menyediakan jika ada permintaan.
“Kami bekerjasama dengan Disperindag kabupaten/kota tetap melakukan pengawasan terhadap harga gula di pasaran, jika ditemukan kendala kami akan berkoordinasi dengan distributor dan agen yang ada di Babel,” katanya.
Komentar