IndonesiaBicara - Jurnalisme Independen Rakyat Indonesia

Seminar Nasional Pilpres “ Menggantungkan Kesejahteraan Rakyat Dibalik Strategi Ekonomi Para Kandidat “

IndonesiaBicara-Semarang, 25 Juni 2009, di Gedung Pasca Sarjana UNDIP berlangsung Seminar dengan tema “ Menggantungkan Kesejahteraan Rakyat Dibalik Strategi Ekonomi Para Kandidat “ yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum UNDIP dan diikuti 70 orang Mahasiswa. Pembicara yang hadir dalam seminar tersebut adalah Ir. Rahmat Dahono Wijayandaru (Tim Sukses Mega – Prabowo) dan Drs. Azhar Kombo (Tim Sukses SBY – Boediono). sementara itu, bertindak sebagai Panelis adalah Fajroel Rahman (Direktur Eksekutif Pedoman Indonesia, Kolumnis Kompas) dan FX Joko Priyono, SH, Mhum, (Dosen Fakiltas Hukum UNDIP).

Ir . Rahmat Dahono Wijayandaru menyampaikan mengatakan bahwa Negara saat ini dimiskinkan oleh suatu sistem terstuktur, sehingga keadaan masyarakat saat ini tidak lepas dari penipuan, perampokan dan maling ekonomi. Sedangkan Ekonomi yang diusung Pasangan Mega Pro adalah ekonomi kerakyatan yaitu ekonomi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sumber Daya Alam yang ada digunakan untuk sebesar – besarnya kemakmuran Masyarakat.Sesuai dengan tujuan Negara : Melindungi segenap bangsa Indonesis dan Seluruh tumpah darah Indonesia, pihaknya mengkritik pemerintah sekarang, apa yang telah dilakukan pemerintah jika tingkat kemiskinan dan kebodohan makin tinggi.

Sementara itu, Drs. Azhar Kombo, mengatakan bahwa Keadaan ekonomi selama pemerintahan sekarang sudah berkembang, tinggal dilanjutkan saja. Ekonomi yang diusung pasangan SBY – Boediono adalah ekonomi jalan tengah, dimana pajak ditarik setinggi- tingginya rakyat, antara lain untuk BLT, Raskin, BOS dan lain-lain. Negara Indonesia terbukti selamat dari krisis global dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 4 % sedangkan China dan India pertumbuhan ekonomi dibawah 0 %.

Menengahi seminar, Fajroel Rahman memaparkan bahwa pada masa pemerintahan Megawati, salah satu BUMN “Gemuk “ Indosat, dijual pada pihak asing yaitu Temasek Holding Singapura dan selanjutnya dijual lagi oleh pemodal India sehingga sekarang harganya mencapai  3 x Lipat ( 1,3 X APBN Negara ), sementara Industri Migas sebanyak 52 % dikuasai asing. Kemudian, pada Pemerintahan SBY utang Indonesia menjadi 1.667 Trilyun, selain adanya penjualan 60 Blok Migas. Capres SBY – Boediono sering dicap Neolib karena, ciri – ciri neolib tampak pada pemerintahannya, contohnya antara lain :

  1. Swastanisasi BUMN dan pada 2009 akan menjual 40 BUMN termasuk Garuda Indonesia.
  2. Deregulasi Ekonomi. Salah satunya adalah UU BHP,dimana Biaya masuk Perguruan Tinggi Semakin tinggi.
  3. Sistem Outsourcing, juga merupakan produk kapitalisme dimana tidak ada hak hidup yang layak untuk buruh.
  4. Pembuatan berbagai Undang – Undang yang dimodali oleh pihak asing yang menginginkan demokrasi dan mekanisme pasar ( antara lain UU Persaingan Sehat, UU BHP, UU PMA, UU MIGAS ) dimana pihak asing berkepentingan didalamnya.

Data dari BPS dari tahun ketahun menyatakan bahwa ketimpangan sosial semakin tinggi. (Fitri)

Tinggalkan Balasan

 

 

 

Anda dapat menggunakan penanda HTML berikut

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

What is 9 + 5 ?
Please leave these two fields as-is:
PENTING! Untuk melanjutkan Anda harus menjawab pertanyan di atas.