Disdik Propinsi Lampung Rencana Rehabilitasi 150 Sekolah Agar Lebih Kokoh dan Tahan Gempa

IndonesiaBicara-Bandar Lampung (07/10). Rencana Dinas Pendidikan (Disdik) Propinsi Lampung akan merehabilitasi 150 sekolah yang rusak berat agar lebih kokoh dan tahan gempa untuk mengantisipasi jatuhnya korban akibat gempa bumi dikemukakan oleh Ir. Jonhson Napitupulu (Kepala Dinas Pendidikan) di Kantor Disdik Provinsi Lampung. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jatuhnya korban yang lebih banyak dari bencana gempa bumi, Pemerintah Provinsi Lampung, melalui Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, akan melakukan penguatan konstruksi bangunan sekolah.

Rehabilitasi bangunan sekolah tahan gempa tersebut, akan masuk dalam program pembangunan dan renovasi berat bangunan sekolah dalam tahun anggaran 2010. Sekitar 150 sekolah di seluruh kabupaten dan kota akan dibangun ulang atau direnovasi total, dengan mengikuti konstruksi bangunan tahan gempa. Rancangan bangunan tahan gempa itu, akan menggunakan kerangka bangunan baja ringan. Bangunan tersebut akan menerapkan pola sambungan sumbu bangunan yang fleksibel guna mengikuti pergerakan vertikal dan horisontal akibat guncangan gempa.

Terkait rencana perbaikan bangunan sekolah di daerah Tanggamus, yang baru-baru ini dilanda longsor dan banjir, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemda setempat. Bantuan perbaikan gedung sekolah, pasca banjir dan tanah longsor di Tanggamus, telah diajukan dan diusulkan dalam anggaran 2010.

Gino Vanolie (Sekretaris Forum Martabat Guru Indonesia/FMGI Lampung) menanggapi bahwa rehabilitasi memang sangat diperlukan, karena banyak sekolah di Provinsi Lampung yang telah mengalami kerusakan yang berat. Sekolah-sekolah negeri di Lampung rata-rata dibangun tahun 1970-an, sehingga tidak ada yang mengikuti konstruksi tahan gempa. Sebelumnya sekolah-sekolah juga masih banyak yang rubuh karena rusak meskipun tidak disebabkan gempa.

Diharapkan rehabilitasi yang telah dianggarkan oleh Disdik Prov. Lampung pada 2010 mendatang tidak hanya memerhatikan sisi kuantitas pelaksanaan program rehabilitasi sekolah semata, namun out-put dari kegiatan rehabilitasi tersebut haruslah bertumpu pada kualitas dan kekuatan konstruksi bangunan.

Hal tersebut jauh lebih penting, sehingga diperlukan peran serta semua pihak (kontraktor, pemerintah, konsultan quality control) untuk berhasilnya kegiatan tersebut, harus dapat betul-betul menjamin kekuatan konstruksi, mengingat banyak bangunan sekolah yang dibangun ternyata tidak sesuai dengan bestek , sehingga dalam beberapa bulan sudah mengalami kerusakan.

Seharusnya Disdik Provinsi Lampung harus bisa menjamin terlaksananya program rehabilitasi tersebut, mengingat hal ini akan menambah kekuatan bangunan sekolah-sekolah tersebut. Jika tidak, maka percuma saja Pemprov Lampung melalui Disdik mengucurkan dana besar untuk kegiatan tersebut. (Deny/Rz)