Indonesiabicara.com – Mataram (22/12/11) Hari Ibu Nasional diperingati oleh puluhan perempuan yang tergabung dalam perkumpulan Himmah Nahdlatul Wathan Mataram, Nusa Tenggara Barat, dengan menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur NTB dengan tujuan menggugah kepedulian pemerintah terhadap para kaum perempuan khususnya ibu.
Dikoordinir oleh Baiq Suryani aksi unjuk rasa terlihat berbeda, hal tersebut karena biasanya hanya sampai di pintu gerbang Kantor Gubernur NTB yang terletak di Jalan Pejanggik Nomor 1, Kota Mataram itu tetapi kali ini aksi diizinkan sampai halaman kantor Gubernur NTB.
Pengunjuk rasa di Hari Ibu Nasional itu membawa spanduk dan beragam poster yang berisi kalimat-kalimat menggugah pemerintah agar lebih fokus menerapkan program pemberdayaan masyarakat yang menyentuh kaum ibu, terutama di kawasan perdesaan, dan daerah-daerah terpencil.
“ Program Akino belum terlihat kemajuan yang berarti, sehingga masih perlu ditingkatkan hingga masa mendatang,” ujar Suryani dalam orasinya di depan Kantor Gubernur NTB itu.
Akino akronim dari angka kematian ibu melahirkan nol, yang merupakan salah satu program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB periode 2008-2013.
Mereka juga menyoroti kepedulian pemerintah daerah terhadap musibah yang menimpa Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Sumbawa, NTB, yakni Silvia Anggraini, yang bekerja di Arab Saudi, dan terjatuh dari apartemen majikannya, hingga patah tulang punggungnya.
Hingga kini, Silvia masih dirawat di rumah sakit, namun belum mendapat layanan asuransi jaminan kecelakaan kerja. Belakang diketahui, Silvia merupakan salah satu korban perdagangan orang (human trafficking) yang berasal dari wilayah NTB.
Karena itu, perempuan NTB itu mendesak pemerintah daerah untuk memperbanyak lapangan kerja khusus bagi perempuan, agar perempuan NTB tidak harus mencari nafkah sebagai TKW di luar negeri.
“ Pemerintah juga harus meningkatkan pelayanan masyarakat sehingga tidak ada perbedaan yang menyolok antara warga miskin dengan kaum elit,” ujar Suryani saat membacakan pernyataan sikap para pengunjuk rasa itu. (*)
Komentar