IndonesiaBicara - Jurnalisme Independen Rakyat Indonesia

Perempuan Harus Aktif Berorganisasi

Indonesia Bicara – Tangerang Selatan (22/12/09). Perempuan juga memiliki peran penting yang cukup strategis yaitu sebagai ibu dan pendidik bagi putra-putrinya dirumah dengan menciptakan metodologi yang cerdas di dalam rumah tangganya sebagai kontribusi mendorong perubahan. Hal ini diungkapkan oleh Hj Airin Rachmi Diany, sebagai pembicara dalam seminar yang digelar di Ruang Theater Lantai 4, Fakultas Ushluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah, Selasa (22/12).

Lebih lanjut Airin menjelaskan bahwa Perempuan merupakan sebagai salahsatu agen perubahan, oleh karena itu kesadaran untuk berorganisasi harus disebarkan kepada seluruh perempuan. “Dengan berorganisasi maka perjuangan hak-hak yang selama ini diabaikan akan menjadi lebih terarah dan terpogram karena tanpa organisasi kehidupan kaum perempuan tetap berjalan ditempat”, jelas Airin.

“Pemenuhan kebutuhan hidup secara layak dan manusiawi, serta perlindungan hukum tidak akan berjalan, bila tidak disertai dengan perjuangan melalui organisasi Dengan cara inilah kita merangkul perempuan yang berpikiran dan berkeinginan maju,” terang Ketua PMI Kota Tangsel ini.

Dia bersyukur dengan adanya kuota 30 persen perempuan di partai politik, “Ini menunjukkan sebuah peluang bagi perempuan untuk masuk dan ikut berkiprah di dalam partai politik, karena selama ini perempuan dianggap hanya sebagai ibu rumah tangga saja, padahal kalau perempuan lebih mapan di banding laki-laki secara intelektual dan strataginya maka akan sukses dalam organisasi dan partai politik sehingga nantinya bisa masuk di parlemen,” kata perempuan mantan calon Wakil Bupati Tangerang ini.

Selain Airin, dalam seminar yang bertajuk Peranan Perempuan Dalam Politik, hadir pula sebagai pembicara yaitu Dra Ida Rosyidah.
Perempuan yang aktif di Pusat Studi Wanita UIN Syarif Hidayatullah, mengakui jika kita yang berada di forum ini merupakan saksi sekaligus korban dari sistem yang tidak adil, tidak berlebihan bila mengklaim diri sebagai korban karena terlalu banyak peristiwa sosial yang terjadi di Indonesia yang merupakan jawaban bahwa perempuan di Indonesia sulit untuk menghindar dari praktek-praktek ketidakadilan dimasyarakat, negara dan juga keluarga.

“Dengan tawaran alternatif yang progresif perlu menjadi perhatian, pada perjuangan perempuan dan menyadari untuk terjadinya perubahan yang memihak kepada perempuan, maka perempuan harus masuk pada wilayah politik dan merebutnya, dalam konteks Indonesia maka tak ada jalan lain bagi perempuan selain terlibat dalam sistem tahapan pemilu sejak awal hingga pengambilan keputusan”, imbuh Ida.

Mulai saat ini, tambah Ida Rosyidah, perempuan selalu mengambil peran sebagai aktivis organisasi atau lebih kongkrit lagi menjadi sebagai anggota partai politik yang proaktif tidak hanya sekedar simpatisan. “Dari hasil Pemilu perempuan bisa masuk kedalam parlemen agar aspirasi kaum perempuan bisa diperjuangkan”, harap Ida. (rintho).

Tinggalkan Balasan

 

 

 

Anda dapat menggunakan penanda HTML berikut

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

What is 15 + 9 ?
Please leave these two fields as-is:
PENTING! Untuk melanjutkan Anda harus menjawab pertanyan di atas.