IndonesiaBiacara-Lombok Utara, (25/11/10). Para pengurus baru Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Lombok Utara (KLU) pada siang kemarin mendatangi kantor Bupati untuk bertemu dengan Bupati KLU H Djohan Sjamsu. Tujuan kedatangan para pengurus NU untuk melakukan silaturahmi dan menjalin ukhuwah Islamiyah dengan kepada segenap jajaran pemerintahan KLU.
Rombongan pengurus baru NU ini diterima langsung oleh Bupati KLU di ruangannya dan langsung membicarakan masalah keberadaan dan eksistensi organisasi NU sebagai salah satu organisasi Islam yang mereka anggap sekarang mulai mengalami kemunduran seiring putusnya tali silaturahmi dengan organisasi-organisasi lainnya dan jajaran pemerintah.
Ketua Tanfidziah NU KLU Muhammad Sa’i MAg dihadapan beberapa wartawan mengatakan, kedatangan dirinya kesini tidak lain hanya untuk kembali membangun tali silaturahmi dengan pemerintah dan mengharapkan pemerintah bisa berperan sebagai jembatan ukhuwah bagi semua organisasi atau komunitas yang ada di KLU, terutama untuk organisasi-organisasi Islam.
“Kita sangat berharap pemerintah mampu mengakomodir atau merangkul semua komunitas yang ada di daerah Lombok Utara ini, karena dengan begitu akan terbangun ukhuwah yang utuh antar sesama muslim atau bahkan masyarakat KLU secara umum,” tegasnya.
Lebih lanjut dijelaskan Sa’i, kini NU sudah mulai masuk angin dan sepertinya kehilangan ideologi, sehingga dirasa perlu membangun kembali pondasi-pondasi ideologi dengan berpegang teguh pada nilai-nilai syariah.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Bupati KLU H, Djohan Syamsu mengatakan, sebagai pemimpin daerah dirinya sangat berterima kasih dan mengapresiasi kedatangan para pengurus baru NU, karena dengan demikian pemerintah tahu bagaimana perkembangan organisasi-organisasi keagamaan yang ada di KLU, tidak hanya itu, pemerintah juga siap merangkul semua organisasi yang ada, baik yang berbasis agama ataupun sosial kemasyarakatan.
“Kami akan mencoba merangkul semua komunitas yang ada, mungkin dengan melakukan kunjungan-kunjungan atau pendekatan-pendekatan kultural kepada semuanya, baik itu NU, NW, Muhammadiyah atau bahkan komunitas-komunitas lokal lainnya,” ungkapnya. (*)
Komentar