IndonesiaBicara.com–Mataram, (08/04/11). Salah satu program unggulan yang tengah digalakkan oleh Pemerintah Propinsi NTB adalah Program Pijar, Program Pengembangan Bumi Sejuta Sapi, Jagung dan Rumput Laut.
Untuk menyukseskan program dibidang pertanian tersebut, Pemprop NTB sedang mengupayakan pemanfaatan potensi lahan kering sebagai lahan alternatif pengembangan berbagai jenis tanaman khususnya tanaman holtikultura.
Berdasarkan hasil pemetaan wilayah, hampir 80 persen areal di NTB adalah lahan kering. Namun, sejauh ini pengembangan lahan kering sebagai media pertanian di NTB masih sangat minim.
“Kita punya banyak potensi lahan kering yang bisa dikembangkan tapi baru hanya sebagian saja,” ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum NTB Dwi Sugianto, saat dikonfirmasi wartawan via telepon seluler, Jumat (08/04).
Dia menjelaskan, pengembangan potensi lahan kering untuk pertanian di NTB akan mulai dilaksanakan tahun ini yaitu, pada tahap awal akan dilakukan pengidentfikasian lahan-lahan kering yang potensial. Kemudian, pengembangan lahan kering akan ditunjang dengan pengadaan sistem irigasi pengairan yang lebih modern dengan berbagai sistem seperti sistem pengairan pancuran pipa dari mata air terdekat.
Sedangkan, untuk anggaran pengembangan lahan kering itu, Pemprop NTB melalui Dinas PU akan menganggarkan dana sebesar Rp 11 milyar. Pasalnya untuk satu hektar lahan kering yang akan ditanami dengan tanaman holtikulura diperkirakan menelan dana Rp 500 juta dari keseluruhan biaya pengadaan alat irigasi dan sebagainya.
Akan tetapi, jika anggarannya tetap seperti itu maka akan bisa dikembangkan 6 hingga 7 daerah lahan kering setiap tahunnya.
Diakuinya, pengembangan lahan kering masih sangat minim, padahal jika bandingkan dengan pemanfaatan lahan basah potensi lahan kering juga tidak kalah berpotensi. Seperti yang ada diwilayah Kabupaten Lombok Utara dan bagian selatan Kabupaten Lombok Timur.
“ Untuk tahap awal, pengembangan lahan kering akan direncanakan secara berkala, karena masih terkendala ketersediaan anggaran,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Indonesia International Commission on Irrigation and Drainag (ICID) M Hasan, mengungkapkan secara nasional luas lahan kering di Indonesia mencapai 22 juta hektar dan 1,3 juta hektar diantaranya ada di NTB.
Untuk itu, pengembangan lahan kering kalau diberdayakan secara maksimal, maka hasilnya tidak akan kalah menguntungkan jika dibandingkan dengan pengembangan lahan basah. Bahkan, bisa jadi untung dari hasil tanaman holtikultura lahan kering karena lebih menjanjikan.
Dia menambahkan, saat ini pihaknya tengah membuat pilot project dibeberapa propinsi. Diantaranya DIY, Jawa Barat dan Bali. Pasalnya, tidak mungkin akan dilakukan perubahan secara drastis.
“Dulu kami pernah mencoba mengembangkan sistem ini di lahan kering lereng Gunung Kidul, setelah pemerintah selesai memberikan bantuan pengembangan, masyarakat tidak mau melanjutkan dan hasilnya pun tidak bagus,” tuturnya. (Ary)
Komentar