IndonesiaBicara.com-TangerangSelatan, (01/06/11). Perlu diberikan pemahaman Pancasila kepada generasi muda namun dengan cara-cara yang sesuai dengan kehidupan generasi muda. Hal ini terungkap dalam Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PB-PMII), di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Rabu (01/06).
Menurut salah satu pembicara, Rumahi yang merupakan Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidyatullah bahwa akar terorisme dan radikalisme adalah pikiran-pikiran yang bermula dari intoleransi dan kemudian berkembang menjadi suatu gerakan yang merupakan ancaman bagi Pancasila.
“Pemerintah kurang melakukan doktrinisasi Pancasila, cara-cara untuk melakukan doktrin Pancasila yang dijalankan saat ini terkesan membosankan sehingga perlu dilakukan revitalisasi pemahaman Pancasila,” katanya.
Sementara itu Zaki Mubarok, Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah, mengatakan bahwa para pembicara tentang empat pilar kebangsaan dilakukan oleh politisi maupun tokoh-tokoh partai, namun kepercayaan masyarakat terhadap politisi saat ini mulai luntur karena tindakan mereka yang tidak mencerminkan jiwa Pancasila.
“Seharusnya para politisi lebih memahami terlebih dahulu nilai-nilai Pancasila dan kemudian menularkannya kepada masyarakat,” kata Zaki Mubarak.
Ormas-ormas Islam besar, lanjut Zaki, seperti NU dan Muhammadiyah harus ikut mensosialisasikan Pancasila karena selama ini pihaknya menilai NU dan Muhammadiyah kurang sekali mensosialisasikannya.
“Perlu strategi dan cara yang tepat untuk memberikan pemahaman Pancasila di sekolah maupun kepada mahasiswa, bahwa Pancasila itu sangat penting dan tidak hanya sekedar retorika namun perlu diaktualisasikan dengan perbuatan,” ungkapnya.
Ketua Umum PB PMII, Adin Jauharuddin yang juga menjadi pembicara dalam Diskusi Publik ini mengutarakan bahwa
kelompok radikal gerakannya lebih masif daripada gerakan moderat.
“Untuk itu perlu kembali digiatkan kembali tentang pemahaman Islam sebagai spirit kebangsaan, Pancasila rumah bersama dan demokrasi sebagai proses,” jelas Adin.
“Terorisme di Indonesia muncul saat yang sama dengan saat masyarakat mulai melupakan Pancasila. Pancasila tidak pernah benar dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.
Rencananya PB PMII akan melakukan Roadshow ke 50 Perguruan Tinggi Agama Islam se-Indonesia, seperti UIN Alauddin Makassar, UIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Malang, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, IAIN Sunan Ampel Surabaya, IAIN Walisongo Semarang dan lainnya dalam rangka mensosialisasikan Pancasila sebagai penangkal Radikalisme dan Terorisme.
Dimulai hari ini di Kampus UIN Syarif Hidayatullah yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila. (rintho)
Komentar