IndonesiaBicara-Bandar Lampung, (06/11/09). Bertempat di Graha Wangsa Bandar Lampung berlangsung Musyawarah Daerah (Musda) VIII Partai Golongan Karya Provinsi Lampung tahun 2009. Hadir dalam acara tersebut antara lain Akbar Tanjung (Dewan Pembina Partai Golkar), Agung Laksono (Wakil Ketua Umum Partai Golkar), Alzier Dianis Tabrani (Ketua DPD Golkar Provinsi Lampung), Edi Sutrisno (Ketua Golkar Kota Bandar Lampung), Ismed Jayanegara (Ketua Panitia Musda), seluruh Ketua DPD II Partai Golkar, Ketua DPC Partai Golkar dan kader simpatisan Partai Golkar se Provinsi Lampung.
Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan agenda acara pengesahan tata tertib (tatib) Musda, pemilihan pimpinan Musda dan Laporan Pertanggung Jawaban DPD Partai Golkar Provinsi Lampung masa bakti 2004-2009.
Tatib Musda disahkan melalui Kep-02/MUSDA-VIII/PG/LPG/XI/2009 tanggal 06 November 2009 berisi 44 pasal yang mengikat tentang peraturan tata tertib Musda VIII Partai Golkar tahun 2009.
Akbar Tanjung dalam sambutannya menyatakan bahwa kekalahan dalam Pilpres dan Pileg 2009 merupakan pelajaran bagi Partai Golkar. Seharusnya kemenangan Golkar di era tahun 1998 hingga 2004 menjadi modal awal dalam melakukan manuver politik. Tidak ada yang disalahkan dalam hal ini. Partai Golkar mengalami kemunduran suara di tahun 2009 yaitu sekitar 9,5 juta suara. Partai Golkar seharusnya melakukan perubahan-perubahan serta inovasi politik terutama dalam rekrutmen calon pemimpin (Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota dan jajaran internal Partai Golkar). Untuk mensiasatinya perlu pemantapan sejak awal, dimana sistem Pemilu yang ada di negara kita baik proporsional maupun distrik haruslah kita antisipasi, sehingga Partai Golkar dengan matang dapat melakukan manuver politik dengan terarah.
Untuk rekrutmen calon pemimpin, Partai Golkar akan mengedepankan elektabilitas calon, baik itu dari internal partai maupun dari eksternal partai. Setidaknya Partai Golkar berharap di internal partai ada yang menonjol dan merupakan figur bagi masyarakat. Edi Sutrisno (Calon Walikota Bandar Lampung) merupakan figur yang baik dimata masyarakat Provinsi Lampung, khususnya Kota Bandar Lampung, sehingga sangat tepat untuk dicalonkan menjadi Calon Walikota Bandar Lampung.
Sementara itu Agung Laksono menyatakan bahwa perkembangan Partai Golkar baik dimasa lalu maupun sekarang hendaknya bisa diambil hikmahnya sebagai pembelajaran. Visi misi dan program untuk Partai Golkar haruslah jelas mengingat kedepannya harus maju memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Alzier Dianis Tabrani menyatakan bahwa Partai Golkar tidak boleh melakukan kesalahan sekecil mungkin, jika ada kesalahan sesama kader haruslah saling membantu dan saling menjaga. Pelaksanaan pilkada 2010 merupakan awal bangkitnya Partai Golkar di kancah perpolitikan. Dengan terpilihnya Edi Sutrisno sebagai incumbent Walikota Bandar Lampung dari Partai Golkar dan harus didukung sepenuhnya.
Opinian:
Sangat mungkin Musda VIII Partai Golkar Provinsi Lampung akan aklamasi memilih kembali Alzier Dianis Tabrani sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung periode 2009-2014. Dengan terpilihnya Alzier Dianis Tabrani sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung periode 2009-2014, sangat mungkin akan terus berlangsung konflik dengan Sjachruddin ZP (Gubernur Provinsi Lampung).
Konflik tersebut dapat terlihat dari pernyataan Alzier Dianis Tabrani dalam sambutannya di Musda VIII Partai Golkar Provinsi Lampung tahun 2009 yang menyatakan bahwa sebelum 2014 Alzier Dianis Tabrani harus sudah menjadi Gubernur Provinsi Lampung, dengan pertimbangan bahwa pelantikan Sjachruddin ZP tidak sah dimata Partai Golkar.
Musda VIII Partai Golkar Provinsi Lampung 2009 juga dijadikan ajang konsolidasi menghadapi Pilkada 2010 di 7 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung. (deny)
Komentar