(Sumber : detikcom) Meski ucapannya menjadi kontroversi dan memanaskan kuping banyak pihak, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Ahmad Mubarok tetap adem ayem. Dengan enteng dia menganggap omongannya itu sebagai selingan untuk berita yang akhir-akhir ini didominasi isu terorisme.
“Kita kan lagi butuh berita supaya jangan terorisme melulu. Akhir-akhir ini kan terorisme terus, sampai jenuh,” kata Mubarok dengan enteng saat dihubungi detikcom, Minggu (30/8/2009).
Mubarok mengatakan, pernyataannya bersifat universal dan tidak dimaksudkan untuk menyindir partai mana pun. Sebab permainan memang bagian tak terpisahkan dari politik. Ibarat main bola, tendang sana tendang sini tapi tujuannya tetap satu, yakni membobol gawang lawan. “Kalau ada yang tersindir ya terserah,” ungkap profesor psikologi UIN ini.
Dia merasa medialah yang terlalu menyederhanakan pernyatannya. Dari ungkapan filosofis media telah menafsirkannya menjadi ungkapan praktis sehingga pernyataannya disalahartikan menyindir partai tertentu. “Masalah filosofis di-break down media menjadi masalah praktis,” tuturnya.
Tanggapan Hanya Permainan
Mubarok mengatakan, dirinya tidak peduli dengan tanggapan dari berbagai pihak. Semua tanggapan itu, imbuhnya, merupakan bagian dari permainan politik juga.
“Itu wajar. Tanggapan itu juga permainan. Ada yang ngomong keras. Ada juga yang ngomong itu kan guraun politik Pak Mubarok, biasa itu jangan diseriusi. Nah itu pertanda dia sudah jadi pemain politik,” ucap Mubarok.
Lagi pula, lanjut mantan aktivis PMII ini, semua partai koalisi sudah mendapat jaminan sharing kekuasaan. “Karena itu (pernyataan saya) nggak ngaruh apa-apa,” akunya.
Mubarok mengaku dirinya tidak mendapat teguran dari partai maupun SBY. Dia juga tidak akan meminta maaf atas pernyataannya yang kontreversial itu. “Nggak ada (teguran). Pak SBY kan juga begitu, semua orang politik bermain politik,” kata Mubarok.
Komentar