IndonesiaBicara - Jurnalisme Independen Rakyat Indonesia

Mandi Sapar, Simbol Penyucian Diri dan Budaya Masyarakat Lombok Utara

IndonesiaBicara-Lombok Utara, (10/02/10). Kegiatan mandi sapar atau masyarakat biasa menyebut rebo bontong dalam bahasa Sasak – berlangsung kemarin (09/02) di Gili Air Kabupaten Lombok Utara (KLU). Mandi sapar sendiri merupakan tradisi turun temurun yang diselenggarakan masyarakat di Gili Ttrawangan, Gili Meno dan Gili Air setiap tanggal 10 bulan Sapar dalam penanggalan Arab. Dalam tradisi ini setiap peserta upacara diwajibkan menceburkan diri ke pantai sebagai symbol penyucian diri dari dosa-dosa yang telah dilakukan.

Seiring berkembangnya waktu, prosesi ini menjadi daya tarik wisata yang cukup mendapat perhatian turis baik lokal maupun mancanegara. Hadir saat prosesi antara lain Penjabat Bupati Lombok Utara Drs Ridwan Hidayat, Kepala Dinas di jajaran Pemda KLU dan Camat di wilayah KLU beserta Kepala Desa. Sedangkan dari propinsi rencananya akan hadiri Gubernur, namun karena berhalangan hadir maka diwakili oleh Kepala Dinas Pariwisata Propinsi NTB Drs Lalu Gita Aryadi.

Dalam sambutannya Drs Ridwan Hidayat memaparkan rasa optimis terhadap program kerja yang akan dilaksanakan oleh Pemda KLU. Pihaknya juga memaparkan rencananya untuk membangun Sky Live yang membentang dari Pusuk hingga Bangsal Pemenang serta dari Senaru hingga segara anak Gunung Rinjani. “Saat ini kita sedang menjajaki pembangunan sky live yang akan mendukung program pariwisata di lombok utara,” ujarnya

Program yang menjadi andalan dan percepatan pembangunan dalam masa jabatannya kali ini antara lain pembangunan PLTA Mikro Hidro di Selelos yang berkapasitas 5,6 MW, serta pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan rencananya dalam anggaran tahun ini telah disepakati 70 km ruas jalan akan diperbaiki. “Untuk anggaran 2010 mendatang kita memperoleh alokasi perbaikan jalan sepanjang 70 km,” imbuhnya.

Mendengarkan pemaparan program pembangunan KLU, Kepala Dinas Pariwisata Propinsi NTB Drs Lalu Gita Aryadi merasa gembira karena program tersebut akan mendukung Visit Lombok Sumbawa 2012. “KLU dengan program dan potensi alamnya akan menjadi kiblat pariwisata propinsi NTB,” ujarnya.

KLU sebagai kabupaten yang baru mekar memiliki banyak potensi dan sudah memenuhi syarat sebagai pusat budaya dan pariwisata di NTB. “KLU memiliki potensi dari laut hingga puncak gunung ditunjang serta kuliner berupa sate ikan akan menjadikan kabupaten ini lebih maju,” ujarnya.

Terkait upacara mandi sapar, ternyata sangat didukung oleh Pemerintah Propinsi NTB dan diharapkan kerja sama dengan Pemda KLU dapat dilakukan lebih awal. “Program seperti ini hendaknya diagendakan kedalam proyek wisata, kami siap membantu terselenggaranya kegiatan ini namun panitia hendaknya mengirimkan proposal terlebih dahulu,” ucapnya.

Kegiatan ini diakhiri dengan pelarungan kapal mini yang berisi sedekah sebagai ucapan terimakasih kepada alam yang memberikan limpahan rezeki kepada masyarakat. Sedangkan masyarakat menceburkan diri kelaut sebagai simbol penyucian diri. (pul)

Komentar ditutup.