![Kendari_29_04_11_web_1](http://indonesiabicara.com/wp-content/uploads/2011/04/Kendari_29_04_11_web_1-300x225.jpg)
Aksi unjuk rasa mahasiswa Buton Utara di Kantor Gubernur Sultra menuntut kejelasan ibukota Kabupaten Buton Utara, (29/04).
IndonesiaBicara.com–Kendari, (29/04/11). Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Buton Utara Mengunggat, mengamuk saat berunjukrasa di Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara. Massa yang berunjuk rasa menuntut sikap tegas Gubernur Sultra terkait ibukota Kabupaten Buton Utara yang hingga saat ini masih menimbulkan polemik.
Dalam aksi itu, mahasiswa nekat mendobrak dan menyerang Satpol PP yang menghadang aksi mereka. Kericuhan hingga nyaris berujung perkelahian pun tak dapat dihindarkan. Sejumlah mahasiswa yang mengamuk bahkan berusaha merebut tameng milik Satpol PP.
Amuk mahasiswa sempat mereda setelah Kepala Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Sundo Bao datang menemui mahasiswa dan berupaya melakukan dialog, namun niatan pejabat itu langsung ditolak pengunjukrasa setelah karena memberikan penjelasan yang dianggap oleh tidak sesuai dengan tuntutan mahasiswa.
Unjukrasa yang disuarakan mahasiswa Buton Utara ini untuk menuntut Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam agar menjalankan amanah Undang-Undang Nomor 14 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara yang selama ini masih menjadi polemik. Mahasiswa kecewa lantaran Gubernur yang menjadi perwakilan Pemerintah Pusat, dinilai tidak mampu menjalankan amanah konstitusi itu.
“Kami kecewa Gubernur tiba-tiba membuat pernyataan di media kalau persoalan ibukota Kabupaten Buton Utara diserahkan kepada Pemda setempat,” ungkap La Ode Saleanto, saat melakukan orasi.
Padahal dalam undang-undang itu jelas ditegaskan, ibukota Kabupaten Buton Utara harus berada di Kecamatan Buranga, namun faktanya saat ini pusat pemerintahan dan ibukota Kabupaten Buton Utara justru dilaksanakan di daerah Kulisusu, Kacamatan Ereke.
Karena tidak mencapai titik temu, mahasiswa akhirnya meninggalkan kantor Gubernur dan mengancam melakukan aksi lanjutan. (KmK)
Komentar