IndonesiaBicara-Amlapura, (02/08/11). Panitia Pelaksanaan Mahasabha PHDI Pusat yang rencananya bakal dihelat di Bali, kini tengah melakukan roadshow ke Pemkab-Pemkab untuk memperoleh dukungan dalam rangka mencapai upaya menyukseskan event keagamaan tingkat nasional ini.
Saat audiensi dengan Bupati Karangasem Sekjen Panitia Pusat merangkap Ketua Bidang Keagamaan I Dewa Putu Sukardi, bersama Dharma Adyaksa Ida Pedanda Gede Ketut Sebali Tianyar Arimbawa, Sabha Walaka I Ketut Wiana, Panitia Daerah Made Raka Santeri, I Wayan Bagiartha, dan I Gede Budi Astawa, mengatakan, acara perhelatan Mahasabha PHDI Pusat ditujukan untuk menyempurnakan AD/ART, mengagendakan pemilihan kepengurusan untuk periode 5 tahun dan membuat grand design pembinaan umat Hindhu 5 tahun kedepan.
Mahasabha yang direncanakan berlangsung tanggal 24-27 Oktober 2011 diikuti 950 orang perwakilan dari setiap Propinsi.
Sementara untuk kasus-kasus disebutkan Sukardi, bisa diangkat untuk memperleh slusi pemecahan sehingga bisa mencair, sekaligus menginventarisir kondisi masyarakat yang memiliki banyak perbedaan/penafsiran. PHDI kedepannya juga mengharapkan dapat lebih disosialisasikan hingga kebawah. Sesuai aturan yang ada selama ini PHDI sudah berjalan sesuai aturan , maka itu ke depan PHDI juga hendak menyempurnakan diri agar keberadaannya dapat dirasakan sampai kebawah, sehingga masyarakat mengetahui bahwa parisadha sesungguhnya merupakan bagawantanya pemerintah.
Jika saling meninggalkan maka dikawatirkan masyarakat bakal saling berbenturan/beradu. Dengan segala kekurangan parisadha selama ini sesungguhnya masyarakat tidak salah, namun hendaknya antara masyarakat jangan saling menyalahkan.
Dalam event Mahasabha nanti, forum diharapkan dapat memilih tokoh umat yang dapat mengakomodir serta menyuarakan aspirasi masyarakat secara keseluruhan. Jangan sampai keberadaan Hindhu yang sudah minoritas ditambah lagi dengan keterpecahan kedalam sehingga kondisi umat berantakan. Untuk itu dalam menyukseskan event Mahasabha tahun 2011 mengharap dukungan material terhadap Pemkab-Pemkab di Bali sehingga sukses perhelatan Mahasabha benar-benar dapat dicapai atas dukungan semua pihak.
Disebutkan, selama ini lembaga umat parisadha kelemahannya tidak dapat bekerja secara penuh, semenatara jika mau penuh perlu didukung skema pendanaan secara simultan dan dikelola secara professional. PHDI tentunya tidak bisa berjuang ditingkat pengurus saja, melainkan harus mengacu pada perkembangan internasional.
Yang mendesak menurut Sukardi, adalah upaya mengatasi persoalan internal umat yang menyangkut umat Hindhu secara nasional, sementara untuk komunitas Bali memiliki kekhususan tersendiri.
Ida Pedanda Sebali Tianyar Arimbawa menambahkan, untuk kegiatan Mahasabha bakal diupayakan sesederhana mungkin. Karena Bali merupakan sebagaian besar menjadi pengurus dan kepanitiaan Mahasabha maka tidak etis untuk mencari aleternatif pelaksanaan diluar Bali, sehingga dipilih untuk tahun ini diputuskan dilaksanakan di Bali.
Jika diselenggarakan di Bali maka para utusan umat dari 33 Propinsi dapat melakukan aktifitas ganda, selain mengikuti Mahasabha juga bisa membeli produk dari Bali untuk dibawa dan dijual di daerahnya masing-masing.
Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, mengharapkan peran lembaga umat PHDI Pusat lebih maksimal menjangkau persoalan umat di daerah sehingga memiliki akar dan hubungan baik sehingga saat diperlukan masyarakat/umat juga tidak tanggung-tanggung untuk membantu lembaga dalam segala segi.
Bupati Geredeg menyanggupi bakal membantu dan mendukung sepenuhnya pelaksanaan Mahasabha di Bali. Namun ia meminta agar dikomunikasikan lebih dini apa saja yang menjadi kekurangan pelaksanaan Mahasabha untuk bisa dibantu Pemkab Karangasem sesuai kemampuan yang ada. (*)
Komentar