IndonesiaBicara - Jurnalisme Independen Rakyat Indonesia

Laporan Gizi Buruk di Jasri Ternyata Nihil

IndonesiaBicara-Amlapura, (10/05/11). Menyikapi laporan gizi buruk yang dilansir media, Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem seketika menerjunkan tim pemantauan guna mengecek keberadaan adanya balita berstatus gizi buruk di Lingkungan Jasri Kelurahan Subagan Karangasem. Namun setelah dicek ternyata terduga dengan nama Ayu sudah ditangani sejak diketemukan pertama kali pada tahun 2008. Ayu yang bernama lengkap Ni Kadek Ramianti yang saat ini sudah berumur 54 bulan merupakan anak dari pasangan Ni Ketut Sudiani dan I Wayan Wika asal Lingkungan Jasri Kelurahan Subagan.

Menurut penjelasan Kadiskes dr I Gusti Made Tirtayana di Amlapura, laporan keberadaan gizi buruk melalui salah satu media setelah dilakukan crosscheck lapangan untuk memastikan kebenaran laporan dimaksud ternyata merupakan penanganan kasus sejak lama atas nama yang sama yang kini menderita penyertaan penyakit gangguan pertumbuhan dan epilepsi. Sejauh ini sesuai data tahun 2010 hingga 2011 di Karangasem belum diketemukan adanya balita usia 0–5 tahun yang berstatus gizi buruk.

Anak yang dimaksud tersebut selama ini sudah rutin ditangani Puskesmas Karangasem I dan rajin diajak ke Posyandu, namun karena ada penyertaan penyakit lain, kondisi balita bersangkutan masih kelihatan kurang sehat kendati masuk dalam kategori balita normal sesuai standar teknis nasional.

Ketua P2TP2A Ni Nyoman Suparni, menyatakan bahwa satu orang klien yang ditangani sebagai pendampingan bernama Ayu yang menderita cacat kaki akibat kekurangan perlakuan asupan gizi makanan. Kini Ayu yang diasuh orang tuanya laki-laki pasca ditinggal sang ibunya masih dalam pendampingan P2TP2A dengan memperoleh bantuan dari perorangan yang peduli berupa bantuan ternak sapi dan babi untuk menopang mata pencaharian keluarga dan bantuan susu dan makanan untuk keperluan si anak.

Kondisi Ayu saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya yang sangat memprihatinkan, namun tetap masih kekurangan asupan makanan bergizi karena keluarganya tidak mampu. Untuk itu P2TP2A tetap mengharap bantuan dari mana saja untuk membantu kondisi anak terutama dalam kelanjutan terapi kesehatan. (*)

Tinggalkan Balasan

 

 

 

Anda dapat menggunakan penanda HTML berikut

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

What is 11 + 11 ?
Please leave these two fields as-is:
PENTING! Untuk melanjutkan Anda harus menjawab pertanyan di atas.