IndonesiaBicara-Bandar Lampung (08/09). Pesawat Nomad P-837 yang jatuh di Kalimantan Timur milik TNI AL menelan korban jiwa 4 orang warga sipil. Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul dalam rilisnya (by phone) menyatakan bahwa pesawat tersebut bertugas patroli maritim sekitar 3 jam. Pesawat tersebut terbang dari Tarakan, Kalimantan Timur pada pukul 11.00 WITA. Pesawat tersebut melakukan tugas mengumpulkan data intelijen maritim di Bandara Long Apung.
Setelah kegiatan selesai, pesawat tersebut bersiap untuk kembali .ketika kembali, beberapa warga sipil meminta agar diikutsertakan dalam penerbangan dengan alasan warga sipil kesulitan transportasi.
Pukul 13.00 WITA, tower di Tarakan menerima laporan dari Pilot Lettu Laut (P) Erwin. Pilot P-837 melaporkan mengalami gangguan mesin setelah itu disusul oleh hilangnya kontak. Pesawat tersebut mengangkut 9 orang.
Dibawah ini adalah nama-nama yang berada di pesawat tersebut
Korban meninggal, 4 orang:
1. Yakup Kayan
2. Srihardi
3. Belum diketahui
4. Belum diketahui
Korban luka-luka, 5 orang:
1. Pilot Lettu Erwin
2. Co Pilot Lettu Saiful
3. Serma Sadikin
4. Uhip
5. Muhamir
Pesawat Nomad P-837 adalah buatan Australia. Untuk jenis ini, TNI AL memiliki dua unit. Sedangkan untuk keseluruhan pesawat Nomad yang dimiliki TNI AL sebanyak 42 unit, 23 unit telah di-dispose, sedangkan 19 unit lainnya masih dapat dioperasionalkan.
Pesawat Nomad terbagi dalam 4 jenis, yakni N-22S, N-22B, N-22MK 1 dan N-24. Pesawat ini memiliki panjang 14,34 m, lebar/wing span 5,53 m, kecepatan maksimum 166 knot, jarak jelajah 900 mil laut, kemampuan lama terbang 5 jam dengan mesin turbo pop. (deny)
Turut beduka atas terjadinya musibah yang sepertinya terus berulang ini. padahal kan menurut yang berwenang, pesawatnya masih laik jalan. kira-kira letak kesalahannya di mana ya? human error, usia tua pesawat, ataukah faktor X lainnya?. tapi, kalau kejadian seperti ini terus terulang, bisa-bisa tingkat kepercayaan masyarakat ma TNI terus menurun nih. belum di apa-apakan aja, pesawatnya sudah pada jatuh.
Namun, dari sini kita dapat mengambil hikmah. sepertinya pemerintah harus memberikan porsi anggaran lebih untuk perlengkapan alutsista TNI.
hayo pilih mana anggarannya untuk pendidikan, subsidi bbm, pembangungan infrastruktur, ato beli pesawat??