IndonesiaBicara-Palangka Raya, 08 September 2009. Sepanjang hari Selasa kemarin, Kota Palangka Raya gelap akibat diselimuti kabut asap yang tebal dari kebakaran hutan dan lahan. Sinar matahari tak mampu menembus tebalnya kabut asap yang menutup Kota Cantik, mulai dari pagi hingga sore hari.
Sekitar pukul 06.30 Wib, jarak pandang diperkirakan tidak lebih dari 50 meter. Akibatnya, pengguna jalan harus ekstra hati-hati dan menyalakan lampu untuk memberi tanda bagi pengguna jalan lainnya. Sejumlah pengendara mengaku kesulitan bernafas/ sesak nafas meski telah mengenakan masker untuk melindungi hidung dan mulut. Sebagian lagi mengaku perih pada mata disertai pusing-pusing akibat kabut asap yang bercampur dengan partikel debu yang berterbangan di udara.
Para orang tua siswa menyambut gembira keputusan libur sekolah yang diambil Pemko Palangka Raya. Mengingat kesehatan anak-anak sebagai generasi penerus sangatlah penting.
Sementara Tim Serbu Api Kelurahan (TSAK) agaknya sudah kelelahan melawan kebakaran hutan dan lahan yang terus mengganas. Tinggal Pemadam Kebakaran dan Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) Swakarsa yang berada di garis depan melawan si jago merah. Kepala UPT Damkar Kota Palangka Raya, Wawan Berlison, menegaskan tetap mengedepankan TSAK untuk menyerbu titik-titik api pada lahan dan hutan yang terbakar.
Sedangkan Camat Rakumpit, Sabirin Muhtar, mengakui pada wilayahnya banyak lahan terlantar yang dilalap api, terutama sepanjang jalan Kelurahan Pager menuju Kelurahan Petuk Bukit. Namun khusus kelurahan yang berada di pinggiran sungai, relatif tidak ada kebakaran lahan. “TSAK kami sudah berupaya maksimal memadamkan api dengan peralatan yang serba terbatas, termasuk masyarakat juga turut membantu dengan cara-cara manual dan tradisional, namun hasilnya belum maksimal juga. Kita hanya berharap kemurahan Tuhan untuk mencurahkan hujan,” tandas Sabirin. (HH)
Komentar