IndonesiaBicara-Amlapura, (02/11/11). Bali kembali didaulat menjadi tuan rumah event internasional. Bali akan menjadi tempat penyelenggaraan KTT ASEAN ke -19 dan KTT Asia Timur (East Asia Summit).
Bali memang sering menjadi tuan rumah event internasional, itu menunjukan kepercayaan Negara–Negara sahabat tinggi terhadap Indonesia, terutama Bali sebagai penyelenggara.
Namun, apa yang diperoleh masyarakat Bali, sebagai “tuan rumah” tempat pertemuan para Pejabat Negara itu? Dan, apa kata para tokoh di Bali menyikapi hal ini. Berikut laporannya.
Menurut tokoh masyarakat yang juga Ketua PHDI Karangasem I Wayan Bagiartha, Selasa (01/11) secara riil manfaat yang diperoleh masyarakat Bali masih semu. Bali sering menjadi tuan rumah event internasional, namun manfaatnya tidak banyak dirasakan masyarakat Bali secara langsung.
Para Kepala Negara yang datang ke Bali, seharusnya tidak hanya melakukan pertemuan semata. Setidaknya mereka mau melihat secara langsung seperti apa wajah kehidupan masyarakat Bali yang sebenarnya.
“Seandainya Perwakilan Negara itu, mau barang sejam saja melihat kehidupan masyarakat, memberikan perhatian, itu menjadi salah satu harapan kami”, katanya.
Bagiartha mengatakan, jika itu dilakukan oleh para Perwakilan Negara, setidaknya masyarakat yang hidup di Bali merasa diperhatikan. Setelah melihat kehidupan masyarakat, hal berikutnya yang diharapkan, para perwakilan Negara itu, nantinya bisa berbuat dan memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat Bali.
Dengan demikian, kehadiran para Perwakilan Negara yang sering melakukan pertemuan di Bali, akan dirasakan manfaatnya secara riil oleh masyarakat Bali sebagai tuan rumah berbagai event.
Namun, dirinya tetap mendukung, Bali sebagai tuan rumah berbagai event internasional. Setidaknya ASEAN memandang Bali itu aman. Dia yang juga Ketua Umum Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Karangasem, menghimbau masyarakat Bali yang sudah dikenal dengan keramahannya, tetap mendukung Bali sebagai tuan rumah berbagai event.
Komentar