IndonesiaBicara.com-Amlapura, (20/03/2012). Kenaikan harga BBM baru akan diberlakukan 1 April mendatang, namun dampaknya sudah terasa bagi masyarakat. Mulai dari kenaikan harga bahan pokok hingga para nelayan yang kesulitan memperoleh BBM karena sudah tidak diperbolehkan lagi membeli BBM dengan menggunakan jirigen.
Semua dampak ini akan semakin terasa pada saatnya BBM bersubsidi harganya menjadi Rp.6000 per liter dari harga semula sebesar Rp. 4500 per liter. Kenaikan harga BBM akan memicu meningkatnya jumlah KK miskin di Karangasem.
Anggota DPRD Karangasem Nyoman Oka Antara, Senin (19/03) mengatakan naiknya harga BBM bersubsidi jelas akan menambah jumlah KK miskin di Karangasem.
“Kalau BBM naik semua barang-barang akan naik, termasuk bahan pokok yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Kenaikan harga BBM ini sudah sangat jelas akan menambah jumlah KK miskin di Karangasem”, katanya.
Oka Antara yang juga kader PDIP ini, juga mengatakan sangat menghormati keputusan partainya yang dengan tegas menolak kebijakan menaikan harga BBM bersubsidi. Seluruh kader dan simpatisan PDIP se-Indonesia menolak kenaikan harga BBM, itu sudah menjadi keputusan partai.
“Tapi kan kita dibawah yang tidak punya kewenangan untuk memutuskan, yang berhak kan Pemerintah Pusat”, katanya.
Jumlah KK miskin di Karangasem tercatat sebanyak 33.179, jumlah itu kata Oka Antara akan bertambah seiring kenaikan harga BBM bersubsidi. Dengan kondisi ini warga berharap ada langkah-langkah strategis dari pemerintah daerah, agar KK miskin tidak semakin terjepit dan akhirnya akan memicu makin banyak gelandangan di Karangasem.
Seorang nelayan asal Seraya, Wayan Merta berharap pemerintah daerah juga memikirkan nasib para nelayan. Seperti beberapa hari terakhir, para nelayan di Seraya kesulitan memperoleh BBM bersubsidi. Belum lagi cuaca buruk yang memaksa mereka tidak bisa melaut. Jika tidak melaut mereka pun tidak bisa menghidupi keluarga. (*)
Komentar