IndonesiaBicara.com-Amlapura, (18/01/11). Upaya ekstra keras yang dilakukan Bupati Karangasem I Wayan Geredeg membangun sektor air selama dua periode pemerintahannya, nampaknya bakal membuahkan hasil. Betapa tidak, pembangunan sektor air yang menjadi komitmen untuk mengentaskan ketertinggalan Karangasem semenjak 2007 diprediksi bakal rampung pada 2012, yang merupakan target Millennium Development Goals (MDGs) untuk merampungkan pembangunan kemiskinan, khususnya mengejar masalah penyediaan air di tahun 2014.
Menurut Geredeg, pembangunan sektor air yang saat ini sudah berhasil dibangun dengan pendanaan dari Pemerintah Pusat melalui UPT Departemen Pekerjaan Umum, Balai Sungai Bali Penida adalah Pembangunan Instalasi Distribusi Air Baku Telaga Waja. Pembangunan ini merupakan kepedulian terhadap problema kekeringan dan kekurangan air yang melanda Karangasem setiap tahunnya. Perjuangan Bupati I Wayan Geredeg tersebut merupakan berkah bagi Kabupaten Karangasem untuk memperoleh alokasi pendanaan dari Pemerintah Pusat yang besarannya diperkirakan mencapai Rp 300 milyar.
Menurut Geredeg, program pembangunan air bersih dengan memanfaatkan sumber mata air raksasa Sungai Telaga Waja merupakan upaya untuk mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal. Dengan prioritas biaya pada pembangunan strategis dan isu yang telah mencuat selama bertahun-tahun, yaitu masalah air bersih bagi masyarakat. Kabupaten Karangasem bersyukur telah memperoleh kucuran dana Pemerintah Pusat dengan membangun instalasi jaringan air bersih bagi 7 wilayah Kecamatan di Kabupaten Karangasem kecuali di kawasan Rendang. Saat ini pembanguan proyek besar tersebut sedang berjalan berdasarkan berbagai landasan kajian kelayakan.
Bahkan sistim pendanaan yang berhasil masuk tersebut dalam pola multi-years, dimana secara otomatis setiap tahunnya Kabupaten Karangasem memperoleh alokasi pendanaan tanpa melalui usulan baru lagi. Untuk itu sepantasnya masyarakat Kabupaten Karangasem bersyukur.
Proyek raksasa tersebut kini dilaksanakan dan dimulai dari pengangkatan air di empat sumber mata air di Sungai Telaga Waja, Desa Muncan, Kecamatan Selat hingga pemipaan tipe HDPE diameter 600-700 mm melalui jalur distribusi utama pipa. Pemipaan berlangsung di sepanjang jalan kawasan Rendang, Selat, Bebandem, Abang, dan Kubu. Untuk wilayah Selatan, secara gravitasi akan menuju Kecamatan Manggis dengan memanfaatkan ketinggian daerah Putung yang berada di 1900 meter diatas permukaan laut.
Dikatakannya, distribusi air baku Telaga Waja diharapkan dapat terhubung ke wilayah Manggis agar dapat menggantikan posisi 40 pompa yang menggunakan tenaga listrik, untuk menekan biaya tinggi. Menurut Geredeg, jika memungkinkan sumber air baku Telaga Waja nantinya dapat dijual ke daerah lain seperti Singaraja, Klungkung dan Gianyar, sehingga air yang terbuang sia-sia selama ini dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomi.
Kebijakan air baku Telaga Waja merupakan satu harapan besar untuk dapat mendistribusikan sumber air berkapasitas 3500 liter/detik dimana kapasitas sebanyak 500 liter/detik disalurkan untuk keperluan masyarakat luas di Karangasem dengan bantuan gravitasi, tanpa banyak menggunakan tenaga listrik.
Menyadari potensi dan tantangan berat Karangasem dibidang tersebut, Bupati Karangasem I Wayan Geredeg melakukan segala upaya dalam menuntaskan masalah air bagi Karangasem. Sesungguhnya Karangasem memiliki potensi sumber air cukup melimpah dengan kualitas air yang baik. Maka itu, semenjak dirinya memimpin Karangasem, sektor air dijadikan garapan utama.
Kini pembangunan pemenuhan akan kebutuhan air sedang dilakukan besar-besaran. Pengelolaan Air Baku Telaga Waja, Distribusi Sumber Air Embukan, Optimalisasi Sumber Air Yeha, Sumber Mata Air Tirta di Ujung bakal menjadi cadangan utama sumber air untuk sebagian besar masyarakat Karangasem. Bahkan kini Karangasem juga sedang membangun model embung geomembran untuk penyediaan jangkauan air bagi warga di daerah atas yang tidak mungkin dilakukan dengan metode lain.
Dengan kebijakan penyediaan air ini dirinya optimis sektor lainnya seperti pendidikan, ekonomi, produksi dan infrastruktur akan berkembang sehingga bisa menjadi bagian strategis untuk membangun Karangasem.
Untuk pembangunan model embung, saat ini juga sudah dibangun tak kurang 12 embung dengan kapasitas beragam sebagai alternatif penyediaan stok air baku bagi masyarakat daerah atas untuk pertanian, peternakan, konsumsi dan MCK. Setiap tahunnya, Karangasem terus mendapatkan pengadaan embung dengan berbagai kapasitas.
Penangkapan air hujan dilakukan diatas batuan masif yang memiliki kadar mineral cukup baik kemudian dialirkan melalui pipa ke embung-embung yang sudah dilapisi geomembran, menjadi alternatif stok air untuk mengatasi keperluan air di musim kemarau. Kini embung tersebut dijaga masing-masing 2 orang untuk memastikan tidak terjadi masalah.
I Wayan Geredeg juga menjelaskan mengenai sejumlah mata air besar yang ada di sekitar wilayah Arca Rendang seperti Sumber Air Bangol, Gambar, Celuk, Arca, Gerubug, Iseh dan Surya. Saat ini mata air Arca dan Gerubug digunakan warga untuk mengairi subak, sedangkan sisanya dimanfaatkan sebagai sumber air bersih bagi masyarakat. (*)
Komentar