IndonesiaBicara - Jurnalisme Independen Rakyat Indonesia

Jelang Laga Spanyol vs Swiss

Durban, Indonesiabicara.com – Ekspektasi tinggi menemani perjalanan Spanyol di Piala Dunia 2010. Selain status sebagai juara Eropa 2008, penampilan mereka dua tahun terakhir memang mengesankan. Selepas Euro, total mereka melakoni 30 laga, dan memetik 29 kemenangan. Ekpektasi tinggi itu juga yang mengiringi David Villa dkk ketika meladeni tantangan Swiss di laga kedua Grup H dini hari nanti (siaran langsung RCTI pukul 21.00 WIB).

Normalnya, kondisi seperti itu rentan membuat pemain tertekan. Akibatnya, mereka terbebani dan malah tampil di bawah form. Namun, punggawa La Furia Roja—sebutan Spanyol—kompak menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak terbebani dengan ekpektasi tinggi. Spanyol juga diunggulkan habis-habisan di Euro 2008, toh akhirnya mereka mampu mengatasi tekanan di even tersebut.

”Ya, memang publik punya harapan yang sangat tinggi terhadap kami. Itu wajar, mengingat statistik hasil yang kami kumpulkan selama dua tahun terakhir. Orang melihat kami main bagus, dan itu hal yang positif,” papar David Villa, striker Spanyol, seperti dilansir Associated Press. ”Kami tidak menganggap itu sebagai tekanan. Justru sebaliknya, kami merasa tersanjung,” lanjut dia.

Jelang kickoff PD, Spanyol sempat diganggu problem cedera pemain. Tidak tanggung-tanggung, pemain pilar macam striker Fernando Torres, gelandang Cesc Fabregas dan Andres Iniesta diragukan bisa main. Tapi, kondisi mereka kian membaik. Iniesta dan Fabregas bahkan punya kans turun dalam laga perdana melawan Swiss di Stadion Moses Mabhida nanti.

Pelatih Vicente del Bosque tampaknya tidak akan mengambil risiko dengan menurunkan Torres. Namun, tanpa penyerang Liverpool itu pun, La Furia Roja tidak akan kekurangan tukang gedor. Kombinasi Villa sebagai penyerang tunggal, didukung tiga gelandang serang sudah terbukti ampuh menghasilkan banyak gol buat Spanyol di uji coba.

Sebaliknya, kekuatan Swiss yang sudah pasti tereduksi. Pelatih Ottmar Hitzfeld tidak bisa memainkan striker utama sekaligus kapten Alex Frei yang cedera engkel, plus gelandang Valon Behrami yang cedera paha. Tanpa dua pemain berpengalaman tersebut, tim berjuluk Schweizer Nati tersebut kehilangan pengatur ritme permainan.

Kendati demikian, Spanyol berkeras untuk tidak meremehkan pasukan Hitzfeld. Bagaimanapun juga, Swiss merupakan tim yang banyak mengandalkan kerja keras. Faktor Hitzfeld yang merupakan pelatih bertangan dingin juga tidak bisa diabaikan. Buktinya, mereka mampu menahan imbang Italia dalam uji coba pekan lalu.

”Mereka bermain bagus sekali di beberapa laga uji coba terakhir. Kami bahkan tidak perlu video untuk melihat betapa berbahayanya Swiss jika sedang dalam form terbaik,” papar Fabregas. ”Kami sendiri harus menjaga konsentrasi untuk menjalani laga perdana. Ini sangat penting, karena akan menentukan langkah kami ke depan,” lanjutnya.

Hitzfeld mengakui, dengan materi pemain tengah dan depan yang sangat brilian, timnya membutuhkan tambahan daya di lini belakang. Itu tidak mudah, mengingat Berhami sebenarnya juga piawai menjalankan peran sebagai holding midfielder. Satu-satunya harapan eks pelatih Bayern Munchen itu adalah kiper Diego Benaglio.

”Laga ini bakal sangat sulit,” aku Hitzfeld kepada AS. ”Seluruh pemain yang saya turunkan harus berada dalam kondisi terbaik, terutama kiper Benaglio. Dia harus menganggap pertandingan ini seperti laga final,” papar dia.

Pelatih yang menangani Swiss sejak 2008 itu menuturkan, meskipun memompa semangat anak buahnya setinggi langit, timnya akan tetap sulit mengalahkan Spanyol. Dari segi kualitas individu maupun teknik permainan, mereka kalah jauh. Namun, dia tidak menginstruksikan anak buahnya untuk menyerah begitu saja kepada Villa dkk. Paling tidak, memaksakan hasil imbang adalah misi yang cukup masuk akal.

”Spanyol sangat dijagokan memenangi laga ini. So, mungkin di sisi itulah kami bisa mendapat kesempatan. Kami akan all out, dan mencoba membuat kejutan,” papar dia. ”Anak buah saya pernah dikalahkan Luksemburg di awal uji coba. Buat kami, itu hal yang bagus karena setelah itu tren kami terus menanjak. Kami bisa berharap, puncak permainan kami terjadi pada saat melawan Spanyol,” tukas Hitzfeld. (*)

Tinggalkan Balasan

 

 

 

Anda dapat menggunakan penanda HTML berikut

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

What is 11 + 3 ?
Please leave these two fields as-is:
PENTING! Untuk melanjutkan Anda harus menjawab pertanyan di atas.