Peserta Ngonthel Kemerdekaan Surabaya-Blitar saat melintasi Alun-Alun Kota Blitar.
IndonesiaBicara-Surabaya, (19/08/11). SBK-KP KSN, FAM Unair, SKMR, SMI Surabaya dan IKOHI Jatim mengadakan kegiatan Ngonthel Kemerdekaan Surabaya-Blitar dan Upacara Kemerdekaan di Makam Bung Karno dalam rangka memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan ke-66 Republik Indonesia.
Acara sederhana ini dilakukan dengan melakukan kegiatan bersepeda dari depan Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) Surabaya ke Makam Bung Karno di Blitar.
Acara yang diikuti oleh puluhan pemuda ini berjalan dengan lancar mengambil rute sepanjang 188 km melintasi Kota Surabaya-Sidoarjo-Mojokerto-Jombang-Kertosono-Kediri-Blitar dan berakhir tepat di Makam Bung Karno.
“Mengapa kami memilih ke makam Bung Karno dengan Ngonthel padahal jaraknya sangat jauh? Dalam hal ini apa yang kami lakukan ini sebagai daya upaya untuk menghayati serta meresapi segala kesusahan dan kesulitan yang di alami pejuang dulu dalam perjuangan kemerdekaan,” ungkap Koordinator Acara, Catur Wibowo.
“Jarak yang akan kami tempuh sekitar 180-an km tersebut, mungkin bisa di katakan masih tidak ada apa-apanya bilamana kita bandingkan dengan beratnya perjuangan para pejuang dulu. Di mana seringkali mereka harus menempuh jarak puluhan hingga ratusan kilometer melewati hutan serta gunung, dalam rangka merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” imbuhnya.
Kegiatan yang dilakukan oleh SBK-KP KSN, FAM Unair, SKMR, SMI Surabaya dan IKOHI Jatim ini tentunya dapat mengingatkan kita semua tentang betapa sulit dan susahnya perjuangan kemerdekaan dulu. Sesuatu yang sangat penting untuk mengobarkan semangat kemerdekaan serta semangat anti terhadap penjajahan gaya baru (Neoliberalisme) yang saat ini menjerat rakyat Indonesia.
Terkait momentum 66 tahun kemerdekaannya, Indonesia harus terbebas dari penjajahan gaya baru yang selama ini telah menyengsarakan dan memiskinkan rakyat. Untuk itu, SBK-KP KSN, FAM Unair, SKMR, SMI Surabaya, IKOHI Jatim menyerukan satu tindakan, satu tujuan, dan satu tekad untuk mengibarkan panji-panji perang melawan segala bentuk Penjajahan Gaya Baru. (*)
Komentar