IndonesiaBicara - Jurnalisme Independen Rakyat Indonesia

Imigran Iran Lecehkan Umat Islam

IndonesiaBicara-Pekanbaru, (03/08/11). Imigran gelap asal Iran yang beberapa hari lalu melakukan pengrusakan kaca dan memprovokasi beberapa imigran di Rumah Detensi Imigran (Rudenim) Pekanbaru melecehkan umat Islam. Para imigran Iran yang saat ini enggan tinggal di Rudenim berdalih fasilitas Rudenim yang tidak memadai membuat mereka tidak kerasan tinggal disana dan membuat mereka ingin dipindahkan ke Rudenim di Cisarua, Bogor. Namun karena tidak bisa bersabar, mereka kemudian membuat kerusuhan di Rudenim Pekanbaru.

Kepala Rudenim Pekanbaru Fritz Aritonang mengatakan, sejak awal kedatangan tujuh imigran Iran yang dipindahkan dari Rudenim Surabaya, mereka telah banyak berulah dan tidak puas dengan fasilitas Rudenim.  “Para imigran Iran ini selalu mengeluh, mereka minta ac, water heater dan spring bed, padahal imigran dari negara lain tidak ada yang minta macam-macam,” ujar Fritz di kantornya, Selasa (03/08).

Fritz menjelaskan, perwakilan organisasi imigran internasional, International Organisation of Migrants (IOM) dan United Nations High Commisioner for Refugees (UNHCR) telah menjelaskan bahwa mereka sedang berada di Negara orang lain dan harus menghormati peraturan yang berlaku di Indonesia.

“Beberapa waktu lalu Mr Osman dari IOM menjelaskan bahwa mereka sekarang sedang berada di negara orang lain karena langgar peraturan imigrasi, karena ada lembaga IOM n UNHCR, pemerintah Indonesia membantu mereka, jadi sebaiknya mereka jangan banyak menuntut,” papar Fritz.

Dikatakan Fritz, 25 imigran Iran bermasalah ini tidak mau berbaur dan menjaga kebersihan Rudenim sebagaimana yang dilakukan imigran lain. “Orang-rang Afghanistan mau membersihkan lantai, karena demi kesehatan mereka juga, tapi imigran Iran ini tidak mau,” lanjutnya.

Imigran Iran ini dikatakan Fritz, membuat masalah dengan muslim dari Afghanistan ketika mereka marah pada saat Adzan subuh berkumandang, mereka marah karena merasa terganggu dengan suara adzan, dan hal ini mereka balas dengan memperdengarkan lagu-lagu mereka dengan suara kencang pada saat imigran Afghanistan sedang menunaikan sholat magrib.

Daud, salah satu imigran Afghanistan mengatakan, imigran-imigran Iran ini menghina umat islam dengan berkata-kata kasar kepada muslim dari Afghanistan. Daud mengatakan, imigran Iran ini meminta Daud untuk membantu mereka berdemonstrasi kepada Kepala Rudenim. “Tapi saya tidak mau bantu mereka bikin rusuh disini, disini semua enak, makan enak, fasilitas lengkap, di negara lain tidak sebaik disini, kami diberi kebebasan,” ujar Daud.

Berdasarkan pantauan di Rudenim Pekanbaru, memang tidak ada makanan, air maupun fasilitas yang kurang yang diberikan pihak Rudenim kepada para imigran.

Masih menurut Daud, karena kekesalannya telah memuncak, ia kemudian ‘memberi pelajaran’ tiga imigran Iran yaitu Murtazar, Abbas dan Sajjad karena selalu menghinanya. Daud menambahkan, setelah ‘memberi pelajaran’ ketiga orang ini, ia langsung melaporkan dirinya sendiri ke pihak Kepolisian, namun pihak Kepolisian tidak memprosesnya karena tahu duduk perkaranya adalah imigran Iran ini menghina umat islam terlebih dahulu, lagipula menurutnya, setelah hasil visum dokter, tidak ditemukan luka-luka pada ketiga orang ini.

“Tidak ada luka pada ketiga orang ini karena Daud mantan juara tinju mahasiswa di Afghanistan, jadi ia tahu titik-titik syaraf agar tidak melukai, karena ia hanya memberi pelajaran,” tambah Fritz.

Dikatakan Fritz, pihaknya tengah memproses pemindahan keduapuluh lima imigran Iran ini dan saat ini tengah menunggu keputusan dari Dirjen Imigrasi Kementrian Hukum dan HAM. Namun ia belum bisa memastikan akan dipindahkan kemana para imigran ini. “Tergantung SK Dirjen,” katanya.

Pihak Rudenim telah meminta bantuan Polrestabes Pekanbaru untuk menjaga keamanan di Rudenim selama para imigran Iran ini menunggu kepindahan di Rudenim, karena sebelum kepindahan, mereka diharuskan tinggal kembali di Rudenim. (Muis)

Komentar ditutup.