InonesiaBicara.com-Tangerang Selatan, (24/0210). Kunjungan Barack Obama ke Indonesia terus menuai penolakan dari Ormas Islam diantaranya adalah Hizbut Tahrir Indonesia. Melalui Humas HTI Tangerang, Dedi Mustofa, organisasi Islam yang kerap memperjuangkan Syariah ini berpendapat bahwa jika Obama datang ke Indonesia maka akan menyakiti negara Muslim yang saat ini sedang berperang dengan Amerika Serikat. “HTI secara organisasi menolak kunjungan Barack Obama ke Indonesia, alasannya karena pasti akan menyakiti umat muslim yang saat ini negaranya sedang dijajah oleh Amerika dan sekutu-sekutunya. Barack Obama sebagai pemimpin negara penjajah sangat tidak layak diterima di Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar didunia,” kata Dedi Mustofa.
HTI tidak sependapat jika penolakan Obama dilakukan dengan tindakan fisik, HTI lebih memilih dengan cara memberikan opini kepada publik tentang Amerika Serikat. “Bentuk penolakan HTI bukanlah melalui tindakan fisik ataupun dengan tindak kekerasan, melainkan melalui penyebaran opini kepada masyarakat sehingga masyarakat akan menilai sendiri posisi Amerika sebagai negara penjajah dan tindakan salah Pemerintah Indonesia yang mau menerima dan berhubungan diplomatik dengan Presiden Amerika Serikat,” ucap Dedi Mustofa.
Ketika ditanya apakah akan melakukan aksi unjukrasa penolakan, Dedi menjawab hal ini masih dibicarakan di jajaran pengurus Pusat HTI. “Kami belum dapat instruksi dari pusat,” jelasnya.
Sementara ormas Islam lainnya yatu Front Pembela Islam atau yang biasa disebut FPI, tidak mau ambil pusing dengan kehadiran Obama ke Indonesia. “FPI menghimbau kepada umat Muslim untuk tidak terlena dengan adanya kunjungan Barack Obama karena masih banyak permasalahan harus diselesaikan, khususnya masalah yang dihadapi oleh umat Islam,” kata Ketua FPI Wilayah Ciputat Jafar Sidiq.
Menurut Jafar Sidiq lebih baik menyelesaikan permasalahan lain dibanding mengurusi kedatangan Presiden Negara Paman Sam ini, “FPI belum berencana melakukan aksi unjukrasa penolakan kunjungan Presiden Amerika Serikat, karena kami masih konsentrasi mengawal persidangan tentang undang-undang penistaan agama di Mahkamah Konstitusi, kami menilai permasalahan aliran sesat dan penistaan agama lebih penting dibandingkan menyikapi kedatangan Barack Obama,” tandasnya (rinto).
Komentar