IndonesiaBicara.com-Kendari, (28/12/10). Puluhan Massa Gerakan Mahasiswa Pembebasan Konsorsium Unhalu (Gema Pembebasan) melakukan aksi sebagai refleksi akhir tahun dengan tema “Indonesia Dalam Jurang Kehancuran, Selamatkan Dengan Islam”. Aksi tersebut dilakukan di Bundaran Mandonga kemudian diteruskan ke Eks MTQ Kota Kendari, (28/12). Refleksi tersebut diserukan kepada seluruh umat Islam, khususnya mereka yang memiliki kekuatan dan pengaruh untuk berusaha dengan sungguh-sungguh memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah di Negeri ini.
“Euforia Piala AFF 2010 telah berhasil mengalihkan perhatian masyarakat Indonesia dari keadaan negara mereka yang sedang sekarat. Betapa tidak, hampir setiap hari yang dipertontonkan hanyalah seputar turnamen tersebut. Mereka seakan lupa, bahwa sepanjang tahun 2010, banyak peristiwa ekonomi, politik, sosial-budaya dan sebagainya yang telah terjadi,” ungkap Dino salah seorang peserta aksi.
Sepanjang tahun 2010 Gema Pembebasan memiliki catatan yakni terkait dengan State Corruption, Kebijakan Ekonomi Liberal, Intervensi Asing, Isu Teroris dan Kebrutalan Densus 88. Selain itu di tahun 2010 negeri ini diwarnai dengan banyaknya bencana seperti tsunami di Mentawai, longsor di Wasior, dan letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah dan DIY. Bencana tersebut menyisakan ironi.
Bila diyakini bahwa segala bencana itu adalah karena qudrah (kekuatan) dan iradah (kehendak) Allah SWT, mengapa pada saat yang sama kita tidak juga mau tunduk dan taat kepada Allah dalam kehidupan kita. Buktinya hingga kini masih sangat banyak larangan Allah (riba, pornografi, kedzaliman, ketidakadilan, korupsi dan sebagainya) yang masih juga dilanggar dan masih sangat banyak kewajiban Allah (penerapan syariah, zakat, uqubat, shalat, haji, dan sebagainya) yang tidak dilaksanakan.
Pertanyaan yang timbul, perlukah ada bencana yang lebih besar lagi untuk menyadarkan kita agar segera tunduk dan taat kepada Allah, bukan sekedar mengakui kekuasaan dan kekuatan-Nya dalam setiap bencana?
Dalam pernyataan sikapnya, Gema Pembabasan menyampaikan, menilik berbagai persoalan yang timbul disepanjang tahun 2010 dapat disimpulkan ada dua faktor utama dibelakangnya, yakni sistem dan manusia. Korupsi, kemiskinan dan problema sosial lain, serta intervensi asing, ketidakadilan dan berbagai bentuk kedzaliman sepenuhnya terjadi akibat pemimpin yang tidak amanah dan sistem yang korup, yakni sistem kapitalisme dan sekularisme. Karena itu, bila kita ingin sungguh-sungguh lepas dari berbagai persoalan diatas, maka kita harus memilih sistem yang baik dan pemimpin yang amanah. Sistem yang baik hanya mungkin datang dari Dzat yang Maha Baik, itulah syariat Islam, dan pemimpin yang amanah adalah yang mau tunduk pada sistem yang baik itu.
“Disinilah sesungguhnya urgensi seruan Selamatkan Indonesia dengan Syariah, karena hanya dengan sistem yang berdasarkan syariah, dan dipimpin oleh orang amanah saja (khalifah) Indonesia benar-benar bisa menjadi lebih baik. Dengan sistem ini pula terdapat nilai takwa dalam setiap aktifitas sehari-hari yang akan membentengi tiap orang agar bekerja penuh amanah. Dengan syariah, problem kemisknan, intervensi asing, ketidakadilan, kedzaliman dan berbagai persoalan masyarakat bisa diatasi dengan sebaik-baiknya, sehingga kerahmatan Islam bagi seluruh alam bisa diwujudkan secara nyata,” pungkas Doni. (KmK)
Indonesiabicara.com – Kendari, Puluhan Massa Gerakan Mahasiswa Pembebasan Konsorsium Unhalu (GEMA
PEMBEBASAN) malakukan aksi refleksi akhir tahun, Indonesia dalam Jurang Kehancuran Selamatkan
dengan Islam di Bundaran Mandonga yang diteruskan ke Eks MTQ Kota Kendari (28/12) refleksi
tersebut untuk diserukan kepada seluruh umat Islam, khususnya mereka yang memiliki kekuatan dan
pengaruh untuk berusaha dengan sungguh-sungguh memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah di
Negeri ini. “Hanya dengan syariah dan Khilafah saja kita yakin bisa menyongsong tahun mendatang
dengan lebih baik”.
Euforia Piala AFF 2010 telah berhasil mengalihkan perhatian masyarakat Indonesia dari keadaan
negara mereka yang sedang sekarat. Betapa tidak, hampir setiap hari yang dipertontonkan hanyalah
seputar turnamen tersebut. Mereka seakan lupa, bahwa sepanjang tahun 2010, banyak peristiwa
ekonomi, politik, sosial-budaya dan sebagainya yang telah terjadi. Tegas Dino Koordinator Aksi.
Sejumlah isu tersebut, Kami Gema Pembebasan memiliki catatan yakni State Corruption, Kebijakan
Ekonomi Liberal, Intervensi Asing, Isu Teroris dan Kebrutalan Densus 88. Selain hal-hal penting,
sepanjang tahun 2010 negeri ini diwarnai dengan banyaknya bencana, tsunami di Mentawai, longsor di
Wasior, dan letusan Gunung Merapi di Jwa Tengah/DIY. Bencana tersebut menyisakan sebuag ironi.
Bila diyakini bahwa segala bencana itu adalah karena qudrah (kekuatan) dan iradah (kehendak) Allah
SWT, tapi mengapa pada saat yang sama kita tidak juga mau tunduk dan taat kepada Allah dalam
kehidupan kita. Buktinya hingga kini masih sangat banyak larangan Allah (riba, pornografi,
kedzaliman, ketidakadilan, korupsi dan sebagainya) masih juga dilanggar dan masih sangat banyak
kewajiban allah (penerapan syariah, zakat, uqubat, shalat, haji, dan sebagainya) yang tidak
dilaksanaka. Pertanyaan, perlukah ada bencana yang lebih besar lagi untuk menyadarkan kita agar
segera tunduk dan taat kepada Allah, bukan sekedar mengakui kekuasaan dan kekuatanNya dalam setiap
bencana.
Dalam pernyataan sikapnya, Gema Pembabasan “Menilik berbagai persoalan yang timbul disepanjang
tahun 2010 dapat disimpulkan ada dua faktor utama dibelakangnya, yakni sistem dan manusia.
Korupsi, kemiskinan dan problema sosial lain, serta intervensi asing, ketidakadilan dan berbagai
bentuk kedzaliman sepenuhnya terjadi akibat pemimpin yang tidak amanah dan sistem yang korup,
yakni sistem Kapitalisme dan Sekularisme. Karena itu, bila kita ingin sunguh-sunguh lepas dari
berbagai persoalan diatas, maka kita harus memilih sistem yang baik dan pemimpin yang amanah.
Sistem yang baik hanya mungkin datang dari Dzat yang Maha Baik, itulah syariat Islam, dan pemimpin
yang amanah adalah yang mau tunduk pada sistem yang baik itu”. “Disinilah sesungguhnya urgensi
seruan Selamatkan Indonesia dengan Syariah, karena hanya dengan sistem yang berdasarkan syariah,
dan dipimpin oleh orang amanah saja (khalifah) Indonesia benar-benar bisa menjadi lebih baik.
Dengan sistem ini pula terdapat nilai takwa dalam setiap aktifitas sehari-hari yang akan
membentengi tiap orang agar bekerja penuh amanah. Dengan syariah, problem kemisknan, intervensi
asing, ketidakadilan, kedzaliman dan berbagai persoalan masyarakat bisa diatasi dengan
sebaik-baiknya, sehingga kerahmatan Islam bagi seluruh alam bisa diwujudkan secara nyata”. (KmK)
Komentar