IndonesiaBicara.com-Tangerang Selatan, (30/11/11). Dalam penyelesaian masalah terorisme diperlukan beberapa pendekatan seperti pendekatan ekonomi dan pendekatan sosial. Hal ini terungkap dalam diskusi publik yang digelar MUI Kecamatan Serpong di Graha Widya Bhakti Puspitek, Rabu (30/11).
Dalam pemaparannya pembicara yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah Asep Usman Ismail menerangkan pada zaman sahabat Nabi, pendekatan kepada para pemberontak ada dua yaitu di penjara dan dengan memanggil para pemberontak untuk diajak berdiskusi. “Pendekatan ini bisa dijadikan salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan terorisme di Indonesia dengan mengajak pelaku terorisme untuk berdiskusi”, ujarnya.
Menurut Asep Usman Ismail, para pelaku terorisme juga salah mengartikan antara Inghimasy dan bom bunuh diri. “Kalau Inghimasy dilakukan dalam perang yang berlangsung dan dalam posisi yang tidak seimbang antara muslim dan musuhnya, sehingga diperlukan usaha Inghimasy daripada harus mundur dalam berperang”, kata Asep.
Namun, tambah Asep Usman, para syuhada yang melakukan Inghimasy mati karena senjata lawan bukan dengan senjata sendiri. Kalau bom bunuh diri yang marak akhir-akhir ini, terjadi bukan di medan perang dan kebanyakan teroris mati karena senjata atau bom nya sendiri.
“Jelas-jelas ini merupakan tindakan bunuh diri yang dilarang dalam agama Islam”, tambahnya lagi.
Sementara itu mantan Akademi Militer Afganistan, Abu Wildan mengatakan bahwa di Jawa bukanlah medan jihad tetapi adalah medan dakwah, namun jihad tidak bisa ditinggalkan begitu saja oleh umat Islam.
“Jihad yang dilakukan oleh seorang Muslim harus tepat sasaran dan jelas siapa musuhnya, jika kita lihat maraknya bom bunuh diri itu bukanlah jihad yang sebenarnya karena umumnya bom bunuh diri salah sasaran”, kata teman Imam Samudra ini.
Ditempat yang sama Yuke Sumeru yang juga mantan pemusik era 90-an yang sekarang aktif dalam dunia dakwah, mengatakan sebagai umat Muslim yang baik, yang terpenting saat ini adalah bagaimana kita meluruskan hubungan antara diri sendiri dengan Allah SWT.
“Jika kita sudah baik maka barulah bisa membuat orang lain menjadi lebih baik”, ungkapnya. (rintho)
Komentar